Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Minnions-Daddies Tampil Paling Oke, Inilah "Nilai Rapor" Jojo dkk di Laga Perdana Olimpiade 2020

25 Juli 2021   10:37 Diperbarui: 25 Juli 2021   10:54 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan meraih kemenangan di laga perdana Olimpiade Tokyo 2020.(REUTERS/LEONHARD FOEGER)

Perjuangan tim bulutangkis Indonesia memburu medali emas di Olimiade 2020 Tokyo dimulai kemarin dan berlajut hari ini.

Kemarin, sembilan dari 11 pebulutangkis Indonesia di Olimpiade, sudah menjajal lapangan Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo. Mereka melakoni pertandingan perdana.

Pasangan ganda putri, Greysia Polii/Apriani Rahayu, tampil pertama.

Kemudian berturut-turut, tunggal putra Jonatan Christie, ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva, dan ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Ditutup oleh penampilan ganda putra senior, Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan.

Kita tahu, semua wakil Indonesia yang tampil di hari pertama kemarin, berhasil meraih kemenangan. Itu menjadi modal bagus untuk membuka jalan lolos ke babak berikutnya.

Hanya saja, meski bisa menang, tidak semuanya tampil sesuai harapan. Ada yang terlihat masih belum bermain lepas. Padahal, lawan yang dihadapi sebenarnya masih belum selevel.

Ibarat anak sekolahan yang menerima rapor sebagai evaluasi hasil belajar, nilai rapor pebulutangkis Indonesia yang tampil kemarin juga berbeda-beda.

Sebagai penikmat bulu tangkis yang kemarin melihat penampilan Kevin Sanjaya dan kawan-kawan dari layar televisi, boleh kan bila saya memberikan 'nilai rapor' berdasarkan penampilan mereka kemarin.

Anggap saja 'nilai rapor' dari saya ini sebagai bentuk harapan penikmat bulutangkis yang berharap atlet bulutangkis Indonesia bisa panen gelar di Olimpiade Tokyo 2020.

Greysia/Apriani tampil sesuai harapan

Pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu membuka jalan bagi perjuangan tim bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2020. Tampil pertama, mereka tampil sesuai harapan.

Greysia/Apriani meraih kemenangan atas ganda putri Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean. Pertandingan yang berlangsung alot bisa mereka menangi straight game alias dua game langsung dengan skor 21-14, 21-17.

Padahal, di pertemuan terakhir di World Tour Final 2020 lalu, Greysia/Apriani kalah 13-21, 17-21 dari ganda Malaysia itu. Namun, mereka bisa membalasnya di event yang lebih besar. Di Olimpiade.

Kemenangan membuka jalan Greysia/Apriani untuk lolos ke perempat final. Mereka butuh kemenangan lagi saat menghadapi ganda Great Britain (nama Inggris di Olimpiade), Chloe Birch/Lauren Smith, Senin (26/7).

Di ganda putri, Greysia/Apriani ada di Grup A. Selain bersaing dengan ganda Malaysia dan Great Britain, mereka juga satu grup dengan unggulan 1 asal Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang juga favorit peraih medali emas.

Dua pasangan ganda putri yang menempati peringkat teratas akan lolos ke perempat final. Untuk selengkapnya, saya menuliskannya dalam ulasan ini https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/60fb855706310e4ada282292/jatuh-bangun-kalahkan-ganda-malaysia-greysia-apriani-merasakan-ketatnya-olimpiade.

Jonatan Christie masih tampil 'malu-malu'

Kemenangan Greysia/Apriani membuka jalan bagi pemain-pemain Indonesia yang tampil setelahnya. Mereka semakin percaya diri. Itu terlihat saat tunggal putra, Jonatan Christie tampil.

Jojo--panggilan Jonatan Christie mengalahkan Aram Mahmoud sebagai wakil IOC Refugee Team dengan skor 21-8, 21-14. Kemenangan itu menandai debut Jojo di Olimpiade.

Meski menang dengan skor meyakinkan, penampilan Jojo kemarin tampak masih 'malu-malu'. Kurang garang. Akurasi pukulannya dan permainan nettingnya masih harus diperbaiki.

Tapi mungkin, peraih medali emas Asian Games 2018 ini masih beradaptasi dengan lapangan dan nuansa Olimpiade. Semoga dia bisa tampil lebih baik saat melawan tunggal putra Australia, Loh Kean Yew pada 28 Juli nanti.

Sebab, secara pengalaman dan kualitas, Yew jelas lebih baik dari Aram. Laga ini juga akan menentukan kelolosan ke babak berikutnya. Karenanya, Jojo harus tampil lebih oke.

Penampilan Praveen/Melati bikin deg-degan, wajib berbenah

Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti diharapkan bisa mengikuti jejak Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang meraih medali emas di Olimpiade 2016.

Namun, penampilan Praveen/Melati di pertandingan pertama Olimpiade 2020 kemarin justru di luar harapan. Bikin deg-degan. Bahkan mengecewakan.

Diprediksi bisa menang mudah atas pasangan Australia, Simon Leung/Gronya Somerville, Praveen/Melati justru seperti melakoni laga final yang teramat berat.

Mereka sempat kalah di game pertama. Padahal sempat unggul 20-15. Di game kedua, perolehan poin mereka juga terus tertinggal hingga bisa menyamakan skor 17-17. Untungnya mereka bisa menang rubber game 20-22, 21-17, 21-13 seperti yang saya tulis di sini: 

Baca juga: Baru Bersua Ganda Australia, Praveen Melati seperti Melakoni Final yang Berat

Padahal, Leung/Somerville dianggap pasangan paling lemah di Grup C. Selain Praveen/Melati, ada ganda Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino yang merupakan juara All England 2018 dan ganda Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Boje.

Artinya, Praveen/Melati berikutnya akal melakoni laga lebih berat. Karenanya, mereka harus berbenah. Mereka harus tampil lebih baik saat melawan ganda Denmark pada Minggu (25/7) siang.

"Kami main kurang in hari ini. Lampu di lapangan memang agak silau tapi itu semua merasakan, jadi bukan alasan. Kami memang belum terlalu bagus saja. Beruntung kami bisa memenangkan pertandingan," ujar Praveen kepada Detik Sports dilansir dari badmintalk_com.

Praveen dan Melati mendapatkan pelajaran berharga. Bahwa, di Olimpiade, tidak ada lawan mudah. Ketika turun di lapangan, mereka harus siap. Semoga bisa lebih baik saat melawan ganda Denmark.

Ganda putra Indonesia, The Minnions dan The Daddies nilainya paling oke

Untung, rasa gregetan menyaksikan penampilan Praveen/Melati, terobati oleh penampilan mengesankan dari ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang bertanding setelahnya.

Marcus/Kevin yang menjadi unggulan 1, menandai debut penampilan di Olimpiade dengan hasil meyakinkan. Mereka menang straith game atas ganda Great Britain, Ben Lane/Sean Vandy, 21-15, 21-11.

Awalnya, tidak sedikit pecinta bulutangkis Indonesia yang khawatir, tidak bertanding lama karena tiadanya turnamen akibat pandemi, bakal berdampak pada permainan The Minnions, julukan Marcus/Kevin.

Namun, melihat bagaimana keduanya bermain kemarin, kekhawatiran itu sirna.

Marcus Gideon tampil solid. Pertahanannya sulit ditembus. Coverage areanya juga keren. Sementara Kevin memperlihatkan betapa jeniusnya dia dalam membaca arah bola di depan net.

Kita yang selama ini menunggu lama penampilan Marcus/Kevin, ternyata setelah tampil sebentar saja. Maksudnya, mereka tidak butuh lama untuk memenangkan pertandingan.

Lalu, di jam terakhir, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tampak sangat menikmati pertandingan kala menang atas ganda Kanada, Jason Ho-Shue/Nyl Yakura 21-12, 21-11.

Pengalaman The Daddies--julukan Hendra/Ahsan yang sebelumnya tampil dalam dua Olimpiade, sangat terlihat di pertandingan ini. Mereka bermain cermat dalam menempatkan shuttlecock, cepat ketika ada kesempatan menyerang, dan solid dalam bertahan.

The Minnions dan The Daddies mampu melakukan pemanasan dengan sempurna di laga pertama. Saya menyebutnya pemanasan karena lawan-lawan mereka memang bisa dibilang paling lemah di grup.

Di pertandingan kedua, Senin (26/6), Marcus/Kevin akan menghadapi ganda India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Memang, mereka unggul telak dalam head to head, 8-0 atas ganda India itu.

Namun, ini Olimpiade. Apalagi, Rankireddy/Shetty kemarin menang atas ganda kuat Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin lewat rubber game 21-16, 16-21, 27-25. Tentu, itu aka memotivasi mereka.

Sementara The Daddies bakal bertemu ganda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik di pertandingan kedua, Senin (26/7). Hendra/Ahsan juga unggul head to head 6-1 atas ganda Malaysia itu.

Namun, hasil itu justru akan memotivasi ganda Malaysia untuk bisa mengalahkan The Daddies. Apalagi, mereka kemarin mengalahkan ganda Korea, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae, 24-22, 21-15.

Tapi, bila Marcus/Kevin dan Hendra/Ahsan tampil dalam form terbaik mereka, tidak ada perlu yang dikhawatirkan. Sebab, mereka sudah tahu cara mengalahkan ganda India dan ganda muda Malaysia itu.

Sebagai penutup, Minggu (25/7) pagi tadi, tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung juga meraih kemenangan. Jorji--panggilan Gregoria menang 21-11, 21-8 atas pebulutangkis Myanmar, Thet Htar Thuzar.

Terlepas dari lawannya yang memang belum sebanding merujuk pengalaman dan peringkat di BWF, kita perlu mengapresiasi penampilan Jorji. Semangatnya, foot worknya , dan pola permainannya rapi.

Hasil ini jadi bekal bagi Jorji untuk menghadapi Lianne Tan dari Belgia di pertandingan keduanya pada 28 Juli nanti. Kemenangan akan membuat Gregoria memuncaki klasemen Grup M.

Siang ini, tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting akan turun bermain menghadapi tunggal putra Hungaria, Gergely Krausz (27 tahun). Di atas kertas, Ginting seharusnya bisa menang.

Andai Ginting menang, semua pebulutangkis Indonesia berarti meraih kemenangan di pertandingan pertama. Meski dengan 'nilai rapor' yang berbeda-beda. Semoga penampilan mereka semakin oke di pertandingan kedua. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun