Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ronaldo, Teladan Pemain Muda, dan Kutukan Melawan Jerman

20 Juni 2021   09:06 Diperbarui: 20 Juni 2021   14:56 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eskpresi Ronaldo usai mencetak gol pertama Portugal ke gawang Jerman. Portugal akhirnya kalah 2-4 dari Jerman. Meski kalah, Ronaldo kembali mencuri perhatian publik/Foto: https://securykid.com/(Matias Schroeder / Pool / AP photo).


Cristiano Ronaldo kembali mencuri perhatian saat negaranya, Portugal, kalah dari Jerman di pertandingan kedua Grup F Euro 2020, Sabtu (19/6) tadi malam.

Meski kalah, Ronaldo masih menjadi pemberitaan utama.

Namanya juga pesohor. Jangankan ketika bermain, dia menggeser botol minuman saat jumpa pers saja beritanya langsung viral. Andai itu dilakukan pemain lain, belum tentu bakal seheboh itu.

Pendek kata, semua yang dilakukan Ronaldo memang menarik untuk diberitakan. Namanya juga pesohor.

Nah, melawan Jerman, Ronaldo kembali jadi pemberitaan. Kali ini, perihal etos kerjanya yang bisa menjadi teladan bagi pemain-pemain muda. Perihal determinasinya di lapangan. Serta gol, assist, dan juga skill olah bolanya.

Pertandingan yang dimainkan di Allianz Arena di Kota Munich itu terasa 'aneh' bagi Portugal. Sebab, pemain-pemain Portugal mencetak empat gol, tetapi justru kalah 2-4 dari Jerman.

Ya, pemain-pemain Portugal memang mencetak empat gol di laga itu. Hanya saja, dua dari empat gol itu mereka cetak ke gawang sendiri alias gol bunuh diri yang tentu saja menguntungkan Jerman.

Ronaldo membawa Portugal unggul di menit ke-15. Namun, di pengujung babak pertama, hanya dalam empat menit, gawang Portugal jebol dua kali oleh pemain mereka sendiri usai mendapat gempuran serangan Jerman.

Di menit ke-35, Ruben Dias memasukkan bola ke gawang yang seharusnya dia jaga. Empat menit berselang, Raphael Guerreiro melakukan hal serupa. Jerman pun berbalik unggul 1-2.

Di babak kedua, Jerman yang memang bermain lebih rapi dan terus menekan, menambah dua gol lewat Kai Havertz di menit ke-51 dan sundulan Robin Gosens di menit ke-60.

Portugal menipiskan ketertinggalan lewat Diogo Jota di menit ke-67 usai meneruskan assist dari Ronaldo. Di menit itu, komentator sempat menyebut game on setelah sempat menganggap laga usai lebih cepat saat Jerman unggul 4-1.

Tapi, setelah gol Jota itu, ternyata tidak ada tambahan gol tercipta. Ronaldo dkk tak mampu mencetak gol ketiga. Portugal pun kalah 2-4 dari Jerman.

Determinasi Ronaldo di momen gol pertama

Lalu, di mana istimewanya Ronaldo di laga itu?

Bila sampean (Anda) hanya melihat cuplikan gol pertama Portugal yang dicetak Ronaldo, Anda mungkin akan berujar meremehkan.

"Ah, itu kan gol mudah. Lha wong Ronaldo tinggal meneruskan umpan Jota ke gawang dari jarak dekat".

Betul, itu memang gol mudah. Gol tap in. Tinggal dorong bola. Kalau bermain PS, tinggal pencet tombol kotaknya. Kalau guyonan teman-teman ketika bermain bola dulu, "nenek saya juga bisa (bikin gol) jika seperti itu".

Namun, bila Anda jeli melihat bagaimana proses terciptanya gol itu, ada makna filosofis. Tentang teladan dari 'pemain tua' untuk pemain-pemain yang berusia muda.

Puluhan detik sebelum gol itu, Portugal dalam posisi diserang. Jerman mendapatkan sepak pojok. Dia melakukan clearence sepak pojok itu dengan kepalanya.

Lantas, ketika bola dikuasai rekannya, Ronaldo berlari sprint menempuh jarak puluhan meter. Dari area pertahanannya, sekejap berada di kotak penalti Jerman.

Sosoknya membuat bek-bek Jerman 'tergoda' untuk mengawalnya sehingga Jota mendapat ruang bebas. Cerita yang terjadi kemudian adalah gol Ronaldo itu.

Ada pelajaran determinasi dan mentalitas di situ. Perihal kemauan kuat Ronaldo untuk meraih tujuan (gol) yang membuatnya bergegas melakukan sprint melewati semua pemain lawan. Menempuh jarak puluhan meter.

Menurut catatan ESPN, Ronaldo melakukannya hanya dalam waktu 15 detik. Hanya pemain 'tidak malas' dan dengan kebugaran fisik maksimal yang bisa melakukan 'kerja mustahil' seperti itu. Dan itu dilakukan oleh pemain berusia 36 tahun.

Di menit ke-21, enam menit setelah gol itu, Ronaldo kembali mencuri perhatian lewat skillnya. Ketika dia membuat bek Jerman, Antonio Rudiger yan mengawalnya terperangah.

Berlari mengejar bola dari umpan jauh, Ronaldo membuat gerakan flick lantas melakukan no-look backheel. Gerakan Ronaldo itu terpilih jadi skill of the day yang diposting di akun Instagram Euro2020.

Di babak kedua, Ronaldo membuat satu assist untuk gol kedua Portugal yang diselesaikan Diogo Jota. Satu gol dan satu assist dalam satu pertandingan tentu bukan pencapaian buruk.

Ronaldo yang tahun ini tampil di Piala Eropa kelimanya (debut di Euro 2004), kini memimpin daftar top scorer dengan 3 gol dan satu assist. Jumlah golnya sama dengan striker Republik Ceko, Patrik Schick.

'Kutukan' Ronaldo kala melawan Jerman berlanjut

Terlepas dari itu, Ronaldo belum mampu menghindarkan negaranya dari kekalahan ketika melawan Jerman. Ya, Ronaldo seperti mendapatkan kutukan ketika melawan Jerman di turnamen besar.

Padahal, di level klub, Ronaldo sudah beberapa kali mampu mengalahkan Bayern Munchen yang dihuni sejumlah pemain timnas Jerman.

Di level klub, di laga Liga Champions, Ronaldo juga sudah beberapa kali menjebol gawang yang dijaga Manuel Neuer, kiper Timnas Jerman. Bahkan, pernah mencatat hat-trick.

Namun, di level timnas, Ronaldo belum pernah bisa mengalahkan Jerman. Kekalahan tadi malam merupakan kali keempat, Ronaldo dan Portugal takluk kalah meladeni Jerman di turnamen besar.

Kekalahan pertama Ronaldo dari Jerman terjadi di Piala Eropa 2008. Portugal bersua Jerman di perempat final. Ronaldo dan kawan-kawannya kalah 2-3.

Lalu, di Euro 2012, sama seperti Euro 2020 saat ini, Portugal dan Jerman berada di "grup neraka". Kala itu, keduanya satu grup dengan Belanda dan Denmark. Itu grup panas.

Bahkan, kedua tim langsung bertemu di pertandingan pertama. Gol Mario Gomez membuat Jerman menang 1-0 atas Portugal. Meski, Jerman dan Portugal akhirnya sama-sama mampu lolos ke babak gugur.

Dua tahun kemudian, Portugal kembali 'berjodoh' dengan Jerman. Mereka satu grup di Piala Dunia 2014. Keduanya bertemu di pertemuan pertama. Hasilnya, Jerman menang 4-0 lewat hat-trick Thomas Muller dan gol Matt Hummels.

Lalu, di Piala Eropa 2016 silam, ketika Portugal juara untuk kali pertama, mereka tidak bertemu Jerman dalam road to final. Jerman dikalahkan Prancis di semifinal.

Kini, usai kekalahan 2-4 dari Jerman tadi malam, fan Portugal pastinya berharap kejadian di Euro 2008 kembali terulang. Bahwa, meski kalah dari Jerman, Portugal masih bisa lolos ke babak knock out (16 besar).

Syaratnya tentu Portugal harus berupaya mendapatkan poin kala menghadapi Prancis di pertandingan terakhir di Budapest pada 23 Juni mendatang. Sementara Jerman akan menghadapi Hungaria.

Bilapun tidak mampu finish di posisi 2 besar, Portugal masih bisa lolos lewat jalur tim peringkat tiga terbaik. Dari enam tim peringkat 3 di enam grup, akan ada empat tim yang lolos.

Ronaldo juga berpeluang besar untuk meraih gelar top skor. Dia sudah mencetak 3 gol hanya dalam dua laga. Jumlah itu sama dengan pencapaiannya di Euro 2008, 2012, dan 2016.

Yang jelas, Ronaldo kini sudah jadi top skor sepanjang masa Piala Eropa dengan 12 gol dari lima kali berpartisipasi.

Semua pencapaian itu membuat Ronaldo memang pantas menjadi teladan bagi pemain muda.

Etos kerja, semangat, dan kecintaan Ronaldo pada profesinya sehingga terpacu menjadi yang terbaik, patut dicontoh. Termasuk kebiasan hidup sehat. Salah satunya rajin mengonsumsi air putih seperti kabar viral itu. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun