Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belanda, Kualifikasi Piala Dunia, dan "Trauma" Turki

26 Maret 2021   14:10 Diperbarui: 26 Maret 2021   14:22 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bek Turki Ozan Kabak dan penyerang Belanda, Memphis Depay. Belanda kalah 2-4 dari Turki di pertandingan pertama Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa, Kamis (25/3) dini hari. Akhir pekan ini, Belanda akan kembali tampil menjamu Latvia/Foto: https://www.sportskeeda.com/

Timnas Belanda, negara top sepak bola di Eropa, ternyata 'takut' pada Turki. Benarkah begitu?

Ada banyak alasan untuk membantah kalimat tanya tersebut. Bahkan, tidak sulit untuk menyebut kalimat tersebut ngawur.

Apa dasarnya menyebut Belanda, juara Piala Eropa 1988, takut pada Turki, negara yang tidak punya sejarah panjang di sepak bola Eropa dan baru bergabung sebagai anggota UEFA di tahun 1962.

Bagaimana bisa, Belanda, sang finalis Piala Dunia tiga kali (1974, 1978, dan 2010) trauma pada negara yang hanya pernah dua kali tampil di Piala Dunia (1954 dan 2002) itu?

Namun, setelah Belanda tidak berkutik ketika menghadapi Turki di pertandingan pertama kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa, Kamis (25/3/2021) dini hari kemarin, pertanyaan ngawur itu seolah mendapatkan pembenaran.

Ya, Belanda yang absen di Piala Dunia 2018 dan mencoba mengawali perjalanan lolos menuju Piala Dunia 2022, ternyata langsung mendapatkan hasil buruk. Tim Oranye yang away ke Istanbul, kalah 2-4 di laga pertama Grup G.

Tentu saja, itu start buruk bagi Belanda. Hasil yang di luar ekspektasi fans mereka. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir sejak kegagalan tampil di Piala Dunia 2018, Belanda sudah mulai berbenah.

Faktanya, mereka mampu tampil sebagai finalis UEFA Nations League 2019 dan juga lolos ke putaran final Piala Eropa 2020 yang rencananya akan digelar 11 Juni-11 Juli 2021.

Kok bisa Belanda ambyar di Istanbul?

Padahal, Belanda diperkuat sejumlah pemain-pemain yang tengah tampil apik di klubnya masing-masing. Sebut saja bek Matthijs De Light (Juventus), gelandang Giorgino Wijnaldum (Liverpool) dan Frenkie de Jong (FC Barcelona), juga penyerang Memphis Depay (Lyon).

Lalu Donny van de Beek (Manchester United), Serge Bergwijn (Tottenham). Juga dua pemain senior, kiper Tim Krul dan pemilik nomor 9 yang bermain di Liga Turki, Ryan Babel.

Namun, pemain-pemain tenar itu ternyata tidak mampu membuat Belanda tampil oke. Bayangkan, Belanda sempat tertinggal 0-3 dari Turki lewat gol Burak Yilmaz menit ke-15, penalti menit ke-34 dan gol 'tendangan roket' Hakan Calhanoglu di menit ke-46.

Belanda sempat menghidupkan harapan ketika mereka mencetak dua gol dalam dua menit lewat Davvy Klaassen di menit ke-75 dan Luuk De Jong menit ke-76. Masih ada 14 menit untuk menyamakan skor bahkan berbalik unggul.

Tapi, di menit ke-81, Burak Yilmaz kembali membuat pemain-pemain Belanda terdiam. Pemain senior berusia 35 tahun ini mencetak hat-trick lewat gol cantik melalui tendangan bebas. Belanda pun mengakui keunggulan Turki, 2-4.

Imbas kekalahan itu, para legenda sepak bola Belanda langsung bersuara keras. Mantan gelandang serang Timnas Belanda, Rafael van der Vaart menyoroti penampilan Wijnaldum yang disebutnya 'menghilang' di laga melawan Turki itu.

"Semua orang menyebut dia kapten, pemimpin hebat di Liverpool. Tapi, di mana dia malam ini," ujar Van der Vaart dikutip dari rushthekop.

Belanda masih trauma pada Turki?

Kekalahan ini sontak mengingatkan kita pada hasil buruk yang diraih Belanda kala bertamu ke Turki pada lima tahun silam.

Kala itu, 6 September 2015, Belanda menghadapi Turki di Konya di pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2016 Grup A. Belanda harus menang bila ingin lolos ke Piala Eropa.

Situasi kala itu, kedua negara (Belanda dan Turki) masih memiliki tiga pertandingan sisa. Keduanya memperebutkan posisi tiga. Sebab, posisi 1-2 dikuasai Rep.Ceko dan Islandia yang sudah memastikan lolos.

Belanda lebih berpeluang lolos karena memiliki 10 poin. Sementara Turki baru mendapat 9 poin. Yang terjadi, Belanda dihajar Turki 3-0 di Konya.

Hasil itu membuat Turki lantas menyalip Belanda di klasemen. Di pertandingan berikutnya, di luar dugaan, Turki menang 0-2 atas tuan rumah Rep.Ceko. Sementara Belanda menang 2-1 atas Kazakhstan.

Dengan begitu, posisi di klasemen, Turki 15 poin, Belanda 13 poin dengan hanya ada sisa satu pertandingan.

Sial bagi Belanda, di laga terakhir, dengan keharusan menang dan berharap Turki kalah, ternyata Tim Oranye malah kalah 2-3 dari Rep.Ceko di Amsterdam. Sementara Turki menang 1-0 atas Islandia.

Kombinasi hasil itu membuat Turki lolos. Sementara Belanda hanya menjadi penonton di Euro 2016. Rupanya, kekalahan itu bak momok yang masih menghantu Belanda. Hingga kini.

Baru awalan, tapi Belanda wajib waspada

Lalu, bagaimana peluang Belanda di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa?

Belanda memang kalah dari Turki, tapi ini baru awal. Baru permulaan. Masih ada 9 pertandingan di kualifikasi. Peluang Tim Oranye untuk lolos masih terbuka lebar.

Ingat, pencapaian akhir tidak selalu ditentukan oleh awal yang bagus. Meski, awal yang bagus memang diperlukan sebagai motivasi demi mencapai tujuan akhir.

Kabar bagusnya bagi fans De Oranje, Belanda tidak perlu menunggu lama untuk move on dari hasil pahit di Istanbul tersebut. Mereka bisa segera bangkit.

Sebab, pada akhir pekan ini, Belanda akan kembali tampil. Tim asuhan Frank de Boer akan menjamu Latvia di Amsterdam pada pertandingan kedua kualifikasi, Sabtu (27/3). Lantas, away ke Gibraltar pada 30 Maret.

Latvia dan Gibraltar juga mengalami kekalahan di laga perdana. Latvia kalah 1-2 dari Montenegro. Sementara Gibraltar dihajar Norwegia 3-0.

Merujuk hal itu, seharusnya, dua pertandingan tersebut bisa dimenangi oleh Wijnaldum dan kawan-kawan.

"Ini (kekalahan dari Turki) memang sebuah pukulan telak. Namun, saya yakin, kami bisa segera bangkit. Pertama melawan Latvia, lalu Gibraltar," ujar Frank De Boer, pelatih Belanda dikutip dari football-oranje.com.

Ya, Belanda memang harus segera bangkit bila ingin lolos ke Piala Dunia 2022. Sebab, persaingan di Grup G tidak mudah. 

Dari 6 tim di Grup G ini, hanya akan ada satu tim (juara grup) yang lolos otomatis. Lalu runner up lolos ke putaran berikutnya untuk berebut tiket lolos ke Piala Dunia 2022.

Menariknya, persaingan di Grup G bakal ketat. Sebab, selain Turki, juga ada Norwegia yang punya pemain muda hebat seperti Erling Haaland dan Martin Odegaard. Belum lagi Montenegro yang bisa tampil mengejutkan.

Artinya, ada empat negara yang akan 'saling sikut' di babak kualifikasi yang panjang, demi bisa lolos ke Piala Dunia tahun depan.

Jadi, bila ingin lolos langsung sebagai juara grup, Belanda harus tampil seperti nama besar mereka sebagai salah satu raksasa sepak bola di Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun