Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Yuta Watanabe, "Bocil" Pengukir Sukses Bulutangkis Jepang

22 Maret 2021   09:00 Diperbarui: 22 Maret 2021   09:10 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuta Watanabe, mengukir sejarah di All England/Foto: www.jpnn.com

Bocil. Bocah cilik. Begitu sebutan yang disematkan beberapa akun Instagram bulutangkis di Indonesia kepada Yuta Watanabe.

Penampakan pebulutangkis Jepang berusia 23 tahun ini memang seperti bocah. Tingginya 167 meter dengan berat badan 56 kg. Wajahnya imut. Plus, gayanya di lapangan, menguatkan kesan bahwa dia memang masih seperti bocah.

Masih ingat momen ketika Watanabe dan pasangannya Hiroyuki Endo kalah dari Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan di final BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou pada 15 Desember silam.

Kala itu, ketika naik podium juara, Watanabe tanpa malu menunjuk piala yang dipegang Ahsan sembari berujar, "aku mau piala itu". Lantas, Ahsan mengajaknya berfoto di podium juara. Berempat.

Namun, di balik penampilan dan gayanya yang bak bocah, Watanabe adalah simbol sukses bulutangkis Jepang. Dia seperti terlahir untuk mengukir sejarah hebat bagi bulutangkis Jepang.

Berlebihan? Tidak. Utamanya bila dikaitkan dengan sukses Jepang di turnamen bulutangkis All England.

Simak beberapa fakta berikut ini.

Tahun 2018 silam, di usia 20 tahun, Yuta Watanabe bersama Arisa Higashino (kala itu berusia 21 tahun), jadi juara All England. Mereka mengalahkan ganda campuran top China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong.

Itu untuk kali pertama, Jepang punya juara di ganda campuran sejak nomor ganda campuran dimainkan di All England mulai tahun 1899.

Sejak momen itu, Jepang punya pasangan elit di ganda campuran. Yuta dan Arisa yang merupakan fans beratnya Liliyana Natsir, meraih banyak gelar.

Petang kemarin, Yuta dan Arisa kembali naik podium. Mereka juara All England 2021. Mereka menyamai prestasi ganda campuran legendaris China, Zhang Nan/Zhao Yunlei yang juga dua kali juara All England.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun