Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Semesta Mendukung Ginting dan Karma LCY di Perempat Final Thailand Open

23 Januari 2021   06:22 Diperbarui: 23 Januari 2021   08:34 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, sukses melaju ke perempat final Thailand Open 2021 usai mengalahkan Kunlavut Vitidsarn (Thailand), Kamis (14/1/2021) di Impact Arena, Bangkok (Erika Sawauchi via Kompas.com)

LCY berkesempatan melakukan service. Vittinghus mengangkat shuttlecock pelan ke depan net. LCY yang telat membaca arah cock, berusaha mengangkatnya. Namun, Vittinghus sudah siap di depan net dan langsung menghujamkan cock ke lapangan LCY.

Masalahnya, ketika Vittinghus menyambar cock, muncul kontroversi. LCY menganggap raket Vittinghus menyentuh net yang berarti foul dan poin untuknya. Dia pun mengajukan protes ke empire.

Namun, empire menganggap cock-lah yang menyentuh net. Bukan raket. Empire sampai harus menenangkan LCY, "Its the shuttle, Lee come here". Kecewa, LCY lantas rebahan di lapangan.

Laga berlanjut, 20-19. Winning point untuk Vittinghus. Dia melakukan service. LCY belum menyerah. Dua kali dia melakukan smash ke posisi sulit tapi bisa dikembalikan Vittinghus.

Hingga, smash ketiga, cock dikembalikan Vittinghus ke depan net di poin sebelumnya. LCY berupaya mengejarnya. Shuttlecock berhasil diangkat. Tapi keluar. Vittinghus pun menang 21-19.

Kesal, LCY membanting raketnya di depan empire. Sementara Vittinghus berteriak merayakan kemenangannya. Ginting pun lolos ke BWF World Tour Finals.

Karma untuk LCY

Merespons kontroversi di pertandingan tersebut, para BL Indonesia memunculkan satu kata: karma. BL menganggap kekalahan LCY itu merupakan karma baginya. Memangnya ada apa?

Ya, momen dramatis Vittinghus vs LCY itu mengingatkan kita pada pertandingan final Hongkong Open 2019 antara LCY menghadapi Ginting.

Final itu juga berlangsung rubber game. Ginting menang 21-16 di game pertama. Lantas, kalah 10-21 di game kedua. Drama terjadi di momen penentuan game ketiga.

Ginting sempat unggul 20-19 dan berpeluang mendapatkan winning point tapi lantas disamakan 20-20. LCY lantas berbalik unggul 21-20.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun