Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Chelsea Merana di Final Piala FA dan "Kutukan" Pelatih Asal Inggris

2 Agustus 2020   10:18 Diperbarui: 2 Agustus 2020   10:14 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard (vivagoal.com)

Arsenal memang tampil ambyar di musim ini. Jangankan bersaing merebut gelar, lolos ke Liga Champions pun mereka tak mampu. Bisa dibayangkan Arsenal mengakhiri musim di peringkat 8.

Namun, meski tampil amburadul Liga Inggris, beda cerita di Piala FA. Di Piala FA, Arsenal adalah rajanya. Tidak berlebihan bila menyebut begitu. Nyatanya, Arsenal kembali menunjukkan bahwa mereka memang "sang penguasa" Piala FA.

Ya, Arsenal masih bisa mengakhiri musi 2019/20 dengan kebanggaan. Tadi malam, tim berlogo meriam ini  tampil sebagai juara Piala FA usai mengalahkan tim tetangganya, Chelsea 2-1 di final di Stadion Wembley yang sepi, Sabtu (1/8/2020) malam.

Ini trofi ke-14 Piala FA yang diraih Arsenal sejak kali pertama kali memenanginya pada tahun 1930 silam. Arsenal tim yang paling sering juara, mengungguli Manchester United dengan 12 kali juara. Arsenal juga tim yang paling sering tampil di final Piala FA (21 kali). Ah, mungkin Piala FA memang berjodoh dengan Arsenal.

Kecewa, Lampard mengaku hanya bisa berteriak

Di final tadi malam, Chelsea sebenarnya mengawali pertandingan dengan sempurna. Memainkan skema 3-4-3, Chelsea mampu unggul cepat. Di menit kelima, penyerang asal Amerika Serikat, Christian Pulisic sudah menjebol gawang Arsenal, Chelsea unggul 1-0.

Di menit ke-28, Arsenal mendapat penalti yang bisa diselesaikan dengan sempurna oleh Pierre-Emerick-Aubameyang. Auba menaklukkan kiper Chelsea asal Argentina, Willy Caballero yang selama ini terkenal piawai dalam menghalau tendangan penalti.

Di babak kedua, di menit ke-67, Arsenal berbalik unggul. Aubameyang memperlihatkan betapa berbahayanya dirinya ketika memasuki kotak penalti. Penyerang asal Gabon ini dengan mudah mengecoh bek Chelsea, Kurt Zouma, lantas memasukkan bola dengan santuy.

Melihat gol itu, pelatih Chelsea, Frank Lampard seperti tidak percaya, bek andalannya bisa dengan mudah dikibuli lawan. Betapa Zouma yang sudah memainkan 100 pertandingan untuk Chelsea, seperti kebingungan dalam menjaga pemain lawan. Lampard memperlihatkan ekspresi kecewa dengan membentangkan kedua tangannya sembari mulutnya 'komat-kamit'.

Itu juga menjadi 'lampu kuning' bagi Chelsea bahwa mereka perlu belanja bek untuk memperkuat tim di musim 2020/21 depan. Sebab, apalah artinya membeli beberapa pemain bertipikal menyerang bila lini pertahanan merea ternyata masih keropos.

Melansir dari Mirror.co.uk, Lampard menyebut timnya sebenarnya tampil bagus di 15 menit awal tetapi kemudian melambat. Terlebih setelah kapten tim, Cesar Azpilicueta dan juga Pulisic mengalami cedera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun