Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Jujur di Lapak Tukang Sayur

2 Juni 2020   11:13 Diperbarui: 2 Juni 2020   11:16 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapak tukang sayur bukan hanya tentang transaksi jual beli. Namun, di sana, kita juga bisa belajar makna jujur. Bukan malah memanfaatkan situasi/Foto: Hadi Santoso

Maksud saya, barang-barang yang dijual di tukang sayur itu kan untuk dimakan dan masuk ke perut. Apa iya 'berani' makan dari makanan hasil curian. Kalau memang berani berarti level kebusukan hatinya memang sudah akut.

Padahal, bila belanja secukupnya, itu palingan setara dengan harga bensin pertalite dua liter. Semisal belanja untuk membuat sayur bayam, atau sayur sop, atau tumis kangkung. Lalu jagung dan sayuran untuk dadar jagung plus tempe, itu palingan tidak sampai Rp 20 ribu.

Sementara orang yang membawa lari daging 2 kilo dan membayar dengan uang palsu tersebut, kok rasanya tidak mungkin tidak memiliki uang 20 ribu. Pencuri 'barang besar' biasanya karena seleranya memang itu. Artinya, dia terbiasa mampu membeli barang itu.

Pada akhirnya, dengan berbelanja di tukang sayur, itu tidak hanya membuat kita bisa lebih berhemat daripada makan di warung yang untuk seporsinya saja bisa setara berbagai macam sayuran. Pun, makanan sayur-sayuran ala rumahan, pastinya lebih sehat.

Dengan berbelanja di tukang sayur, kita juga belajar untuk jujur. Mau beli sayur-sayuran berapapun, ya harus dilaporkan ke penjualnya. Tidak ada yang disembunyikan. Termasuk bila menambah cabai dan tomat 3 ribu.

Apa iya, kita mau, bila makanan yang kita makan ternyata diolah dari bahan-bahan hasil mencuri. Hayuuk berlatih bersikap jujur dari hal paling sederhana. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun