Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sejarah Hari Ini, Kita dan Pelajaran dari Pensiunnya David Beckham

19 Mei 2020   09:59 Diperbarui: 19 Mei 2020   17:41 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Beckham, tujuh tahun setelah pensiun, tetap kaya raya. Bahkan, kini dia membangun klub d Miami, Amerika Serikat. Beckham bisa menjadi contoh bagi pesepak bola menghadapi masa pensiun/Foto: en.as.com

Belajar dari cara Beckham "menjual dirinya"

Beckham memang punya aura berbeda dari pemain kebanyakan. Orang bilang, apa-apa yang dilakukan Beckham bisa menghasilkan duit. Ketika Real mengontraknya pada 2003 lalu, mereka tak hanya butuh Beckham main bola. Tapi juga demi mendongkrak penjualan merchandise dan branding klub.

Karena Beckham, sepak bola jadi lebih ramah bagi publik Amerika Serikat yang sebelumnya enggan menengok olahraga yang mereka sebut Soccer ini karena lebih senang dengan Football America versi mereka. Sejak Beckham bermain di LA Galaxy, orang Amerika dari pekerja hingga sosialita kelas atas, datang memenuhi stadion. Mereka ingin meneriakkan kata "Beckham" sambil membentangkan poster "Welcome to USA, David".

Karena Beckham, sepak bola tak cuma bercitra olahraga yang berlarian merebut bola. Ia sudah menjelma jadi gaya hidup. Dulu, ketika Beckham mengubah gaya rambutnya, seketika jadi tren. Bocah laki-laki di seantero dunia tiba-tiba ingin bergaya rambut mohawk ala Beckham saat tampil di Piala Dunia 2002.

Karena Beckham, orang jadi belajar filosofi sepak bola ala Albert Camus tentang sumber pelajaran moral. Ketika dia dihujat publik dan pers Inggris sebagai "keledai bodoh" gara-gara kartu merah di Piala Dunia 1998, dia malah berlatih lebih keras dan mengasah kakinya lebih punya presisi dalam eksekusi free kick. Hasilnya, United dibawanya meraih treble winners 1999. Dia pun jadi runner-up Pemain Terbaik Dunia di tahun itu.

Ketika orang sibuk menerka bagaimana pembalasan Beckham saat pertemuan pertamanya dengan Diego Simeone (pemain Argentina yang didepaknya di Piala Dunia 1998 dan berimbas kartu merah) kala United bertemu Inter Milan di perempat final Liga Champions 1998/99, dia justru yang pertama menyalami dan memeluk Simeone.

Kepada Sir Alex Ferguson, Beckham selalu menganggapnya figur ayah dan guru yang telah membuatnya jadi bintang besar. Dia dengan mudah melupakan ketika Ferguson marah dan membuat pelipisnya dijahit karena lemparan sepatu di ruang ganti pada 2003 lalu.

Ferguson pernah menyebut Beckham olahragawan sejati yang senang berlatih, tapi berubah karena istrinya, Victoria Adams, biduan grup Spice Girls. Dan memang, Victoria-lah yang membuat Beckham yang awalnya pria polos jadi ngartis. Pilihan hidup itulah yang membuat banyak pihak menganggap Beckham tidak lebih sebagai "artis di dunia hiburan" ketimbang bintang lapangan hijau.

Padahal, dia pernah main dengan bintang sepak bola mulai Eric Cantona, Zinedine Zidane, Andrea Pirlo, juga Zlatan Ibrahimovic, serta bekerja dengan pelatih top mulai Sir Alex Ferguson, Fabio Capello hingga Carlo Ancelotti.

Padahal, Beckham punya 'kaki kanan sakti' yang bisa memberikan "umpan kasih sayang" kepada rekannya. Dia punya free kick yang ditakuti kiper. Dia juga dua kali jadi runner-up Pemain Terbaik Dunia. Dia juga tak pernah menolak kesempatan main membela Timnas Inggris.

Bahkan, meski sibuk jadi bintang iklan atau menemani istrinya tampil di acara penyerahan penghargaan musik, hingga jadi duta kehormatan badan pendidikan PBB UNICEF, dan sejumlah kegiatan sosial, Beckham tetap menjadi bapak yang dekat dengan anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun