Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kala Para Juara SEA Games Tak Berdaya di BWF World Tour Finals 2019, Kenapa?

14 Desember 2019   09:51 Diperbarui: 14 Desember 2019   09:54 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendek kata, Praveen/Melati tampil tidak 'malu-maluin'. Karenanya, meski kecewa tidak mendapatkan satu pun kemenangan, mereka masih bisa gembira dengan permainan mereka.

"Kalau dilihat dari segi permainan hari ini, kami merasa sudah cukup puas. Kami sudah memberikan permainan terbaik, apalagi lawannya nggak mudah, mereka pasangan nomor satu dunia. Tapi setidaknya kami sudah berusaha memberikan yang terbaik," ujar Praveen.

"Masih ada kesempatan untuk memperbaiki kekuarangan supaya kami bisa terus berjuang memperebutkan poin ke Olimpiade Tokyo 2020 nanti," sambung Praveen dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8839

Dominan melawan Fajar/Rian di SEA Games, ganda Malaysia kalah mental melawan Hendra/Ahsan

Sementara menyoal penampilan ganda putra Malaysia, meski jadi juara di SEA Games, tetapi di level elit dunia, mereka masih butuh waktu untuk berada di papan atas. Meski, tahun ini mereka bisa tampil di final All England Open 2019. Karena memang, persaingan ganda putra dunia sangat ketat. Netizen Indonesia bahkan ada yang menjuluki mereka sebagai "piyik" alias kurang berpengalaman.

Anda yang rutin melihat penampilan mereka di televisi, pasti tahu perbedaan mereka ketika tampil di ajang SEA Games dan BWF World Tour Finals.

Di SEA Games, mereka sangat percaya diri. Mainnya meledak-ledak. Bahkan, ketika mengalahkan Fajar/Rian di perempat final, mereka beberapa kali melakukan provokasi di lapangan melalui gesture mereka. Dan itu berhasil membuat Fajar/Rian terdiam.


Namun, ulah itu tidak berlaku kala melawan Hendra/Ahsan yang sudah tidak mempan dengan provokasi semacam itu. Malah, ketika melawan Hendra/Ahsan, Aaron/Soh yang selama ini sering kalah, lebih banyak diam dan serasa kurang percaya diri.

Pada akhirnya mereka kalah straight game. Dan itu membuat rekor pertemuan mereka melawan Hendra/Ahsan menjadi 1-5. Ya, mereka hanya mampu menang sekali dalam enam pertemuan.

Meski, penampilan Aaron (22 tahun) dan Soh (21 tahun) di usianya yang masih muda, juga patut menjadi perhatian PBSI. Bukan tidak mungkin, kelak mereka bisa menjadi rival utama bagi ganda putra Indonesia. 

Indonesia punya tiga wakil di semifinal

Hari ini, BWF World Tour Finals 2019 akan memainkan babak semifinal. Dari 20 pemain/pasangan yang tampil di semifinal di lima sektor, Indonesia memiliki tiga wakil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun