Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool dan Mereka yang Menolak "Tercebur Jurang" di Liga Champions

12 Desember 2019   13:23 Diperbarui: 12 Desember 2019   13:42 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mo Salah (kiri), menciptakan gol ajaib saat melawan Salzburg (11/12) dan membawa Liverpool lolos ke babak 16 besar Liga Champions/Foto: The Anfield Wrap


Menjadi pendukung Liverpool itu tidak mudah. Harus siap mental. Tidak baperan. Lha wong tim yang sekota dengan The Beatles ini memang  gemar membuat jantung pendukungnya dag dig dug. 

Sudah sering, fans Liverpool berada dalam situasi harap-harap cemas tingkat akut. Utamanya bila mengikuti penampilan Liverpool di babak penting Liga Champions.

Masih belum lupa. Di Istanbul, Turki, pada 14 tahun silam, Liverpool meraih gelar kelima mereka di Liga Champions dengan cara yang 'gila'. Mereka tertinggal 0-3 di babak pertama dari AC Milan yang sepertinya akan bisa juara dengan mudah.

Bisa dibayangkan bagaimana situasi emosional fans Liverpool kala itu. Mungkin mereka sudah pasrah. Yang terjadi, Liverpool ternyata bisa menyamakan skor di babak kedua hanya dalam waktu sembilan menit saja. Lantas, memenangi adu penalti.

Bahkan, ketika Liverpool meraih gelar keenam mereka di Madrid pada 1 Juni 2019 lalu, mereka sejatinya juga nyaris tersingkir cepat. The Reds sempat terancam gagal lolos dari penyisihan grup.

Mereka sempat berada di 'tepi jurang' dengan kemungkinan selamat hanya satu: menang di laga terakhir. Yang terjadi, gol tunggal Mo Salah membawa Liverpool mengalahkan Napoli 1-0 dan lolos ke babak 16 besar.

Nah, situasi mencekam tahun lalu, ternyata kembali berulang di Liga Champions musim ini. Liverpool yang berada di Grup E, lagi-lagi terancam gagal lolos ke babak 16 besar. Ditahan Napoli 1-1 di Anfield pada matchday V 28 November lalu, membuat Liverpool bak berada di pinggir jurang. Mereka rentan terperosok.

Laga matchday akhir akan menjadi pertaruhan terakhir bagi Liverpool. Dan, sialnya, pertaruhan terakhir kali ini tidak dimainkan di Anfield. Justru, Liverpool harus away ke markas tim yang juga butuh menang untuk lolos ke fase knock out.

Situasi seperti itulah yang dihadapi Liverpool pada matchday terakhir fase grup Liga Champions yang dimainkan tengah pekan ini. Liverpool datang ke markas tim Austria, Salzburg, Rabu (11/12) dini hari, dengan target tidak boleh kalah.

Andai kalah, tim asuhan Juergen Klopp ini harus mengucap selamat tinggal kepada Liga Champions. Poin Liverpool (10) dan Salzburg (7) akan sama. Tapi, Salzburg sangat mungkin menang head to head gol atas Liverpool karena hanya kalah 3-4 di Anfield. Sementara di saat bersamaan, Napoli (9 poin) sangat mungkin menang karena 'hanya' menjamu tim juru kunci, Genk.

Yang terjadi, Liverpool membuktikan bahwa mereka memang senang membuat fans mereka berharap-harap cemas. Membiarkan fans dag dig dug lantas, dikirimi kabar bahagia. Ya, Liverpool menang 2-0 di markas Salzburg lewat dua gol dalam dua menit yang dicetak Naby Keita menit ke-57 dan Mo Salah menit ke-58.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun