Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Greysia Polii dan Akhir Penasaran 14 Tahun di SEA Games

10 Desember 2019   08:38 Diperbarui: 10 Desember 2019   17:46 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii akhirnya meraih medali emas SEA Games setelah menunggu 14 tahun. Kemarin, bersama Apriani, dia mengalahkan ganda putri Thailand di final nomor perorangan ganda putri./Foto: badmintonindonesia.org

Cerita berikutnya, kesempatan meraih medali emas SEA Games kembali menghampiri Greysia di SEA Games 2013 yang digelar di Myanmar. Greysia yang berusia 26 tahun, masih berpasangan dengan Nitya Krishinda. Kali ini, mereka menjadi unggulan 1.  

Yang terjadi, Greysia/Nitya yang tampil bagus di babak perempat final dan semifinal dengan selalu menang telak, justru tampil kurang garang di final. Mereka kalah dari ganda putri non-unggulan asal Malaysia, Woon Khe Wei/Vivian Hoo Kah Mun lewat rubber game 17-21, 21-18, 17-21.

Dua tahun lalu, di SEA Games 2017 yang berlangsung di Malaysia, Greysia/Apriani yang tampil perdana di SEA Games sebagai pasangan, justru meraih hasil buruk. Mereka langsung kandas di putaran pertama.

Toh, tiga kekalahan di final dan semua hasil memilukan tersebut tidak membuat Greysia 'kapok'. Tahun ini, dia kembali diturunkan di SEA Games. Dia menjadi pemain paling senior di tim Indonesia. Sangat mungkin ini menjadi SEA Games terakhir baginya.

Yang terjadi, Greysia Polii akhirnya bisa mengakhiri penantian 14 tahun untuk meraih medali emas di SEA Games setelah mengalahkan ganda putri Thailand. Menariknya, dia mengawalinya di Manila dan mengakhiri penantiannya di Manila.

"Started in Manila 2005, endep up here in manila 2-19. Been waiting this for 14 years. Hey, God is always on time, never too early, never too late. Don't give up on the way," tulis Greysia Polii di akun Instagramnya.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Greysia Polii mengakui bila dirinya memang penasaran untuk meraih medali emas SEA Games. Karenanya dia merasa senang bisa meraih medali emas setelah sebelumnya paling bagus meraih medali perak.

"Rasa penasaran itu ada, setelah 14 tahun, setelah bertahun-tahun ikut SEA Games, saya akhirnya bisa mendapatkan emas. Tentunya sangat senang," ucap Greysia.

"Medali emas ini kami persembahkan untuk orangtua kami, keluarga, pelatih, PBSI dan seluruh masyarakat Indonesia," sambung Greysia dikutip dari sini.

Bekal tampil di BWF World Tour Final
Kemenangan di final SEA Games 2019 tersebut tidak hanya mengakhiri penasaran 14 tahun memburu medali emas. Selain itu, kemenangan ini juga menjadi bekal bagus bagi Greysia dan Apriani sebelum tampil di putaran final BWF World Tour yang berlangsung di Guangzhou, Tiongkok.

Ya, Greysia dan Apri tidak bisa berlama-lama menikmati euforia. Justru, beberapa jam setelah merayakan sukses tersebut, mereka langsung 'terbang' ke Guangzhou. Mulai Rabu (11/12), mereka akan tampil di BWF World Tour Finals.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun