Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Mengapa Banyak Orang Berpihak pada PB Djarum, Bukan KPAI?

9 September 2019   11:06 Diperbarui: 12 September 2019   12:02 14362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana isinya? Mayoritas mendukung statemen Menpora. Mendukung dalam artian agar PB Djarum tetap melanjutkan audisi umum pencarian bakat. Beberapa warganet meminta Kemenpora mengambil langkah tegas karena merasa masa depan bulutangkis kita terancam.

Malah, beberapa kawan jurnalis yang peduli pada bulutangkis, membuat kampanye menyentuh di jalanan lantas diunggah di media sosial mereka. Ada kawan yang bahkan rela berdiri seorang diri di 'pintu masuk' Surabaya dengan memperlihatkan pesan bertuliskan: "Saya Bukan Perokok. Saya Bersama PB Djarum".  

Sebenarnya, dalam polemik ini, mengapa ada banyak orang yang lebih 'memihak' PB Djarum ketimbang KPAI ataupun Yayasan Lentera Anak?

Untuk memahaminya, kita perlu melihatnya dari sudut pandang olahraga. Melihatnya dari lapangan sehingga kita bisa menemukan beberapa faktor. Tidak bisa sekadar melihat dari cara berpikir KPAI yang menjadi dasar tudingan eksploitasi anak-anak berbungkus audisi umum tersebut.

Faktor pertama, karena bulutangkis merupakan kebanggaan bangsa. Oke lha, sepak bola memang punya lebih banyak suporter di negeri ini. Namun, semua orang tahu, dalam hal memberikan kebanggaan untuk negara, sepak bola tidak ada apa-apanya dengan bulutangkis.

Karenanya, ketika audisi umum PB Djarum diusik, mereka yang cinta pada bulutangkis dan bangga dengan prestasi bulutangkis di pentas dunia, jelas merasa resah. 

Mereka khawatir, kelak, ketika audisi PB Djarum benar-benar tiada, bakat-bakat bulutangkis di Indonesia akan kurang terpantau. Dampaknya, prestasi bulutangkis Indonesia akan menurun.

Sekadar informasi bagi yang belum paham audisi bulutangkis ini, dikutip dari cnnindonesia.com, PB Djarum sudah mengadakan audisi umum sejak tahun 2006 silam. 

Audisi ini bertujuan untuk menjaring lebih banyak bakat bulutangkis Indonesia. Bakat-bakat yang selama ini tak terjamah dengan metode talent scouting yang terbentur oleh waktu dan kesempatan, bisa berkesempatan menunjukkan kemampuannya.

Lewat audisi umum tersebut, semua yang berminat bisa datang. Semua anak baik dari desa maupun kota, punya kesempatan sama untuk berhasil. Para orang tua juga antusias mendampingi dan menyisipkan doa untuk perjuangan anak-anaknya.

Apalagi, di audisi umum tersebut, tidak ada istilah "anak titipan" atau "anak emas" seperti yang sering kita dengar di panggung olahraga. Mereka yang lulus audisi, karena memang dinilai memiliki kemampuan lebih dari yang lainnya. Mereka lantas mendapatkan beasiswa bulutangkis. Bukankah itu keren?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun