Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ah, Istanbul Memang Mencintai Liverpool!

15 Agustus 2019   08:25 Diperbarui: 15 Agustus 2019   12:19 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi Liverpool, ini merupakan trofi Super Cup Eropa keempat mereka. The Reds kini menyamai pencapaian Real Madrid. Mereka hanya kalah dari AC Milan dan Barcelona yang telah lima kali trofi ini.

Sementara bagi pelatih Liverpool, Juergen Klopp, setelah trofi Liga Champions 2019, ini merupakan trofi kedua yang ia persembahkan untuk klub yang dilatihnya sejak Oktober 2015 silam. Bahkan, merujuk pada liverpoolfc.com, Klopp merupakan pelatih Jerman pertama yang berhasil memenangi trofi Piala Super Eropa.

Bagaimana reaksi Klopp?

"Saya tidak pernah memikirkan hal seperti itu. Raihan ini juga bukan tentang saya yang menang. Ini tentang Liverpool. Kami memenanginya untuk semua orang yang mendukung kami. Dari empat kesempatan dalam tiga bulan terakhir, kami memenangi dua. Itu bagus," ujar Klopp dikutip dari liverpoolfc.com.

Adapun Sadio Mane yang terpilih sebagai Man of The Match alias Pemain Terbaik, menjadi pemain pertama asal Senegal yang mencetak gol di Piala Super Eropa. Dikutip dari UEFA.com, dia juga masuk dalam jajaran pemain top yang mencetak dua gol di Piala Super Eropa seperti Mrio Jardel (2000), Djibril Ciss (2005), Radamel Falcao (2012 -- hat-trick), Cristiano Ronaldo (2014), Lionel Messi (2015) dan Diego Costa (2018).

Tetapi memang, cerita tentang tim yang menang itu selalu menyenangkan. Beda cerita dengan tim yang menangis di akhir pertandingan. Ya, bila Liverpool merasakan pelukan cinta Istanbul, Chelsea lagi-lagi merasakan pahitnya kekalahan di Piala Super Eropa.

Tahun 2013 silam, Chelsea juga kalah di laga UEFA Super Cup. Mereka dikalahkan Bayern Munchen. Dan, sebuah kebetulan, Chelsea juga kalah adu penalti 4-5 setelah sebelumnya bermain imbang 2-2.

Sementara bagi sang pelatih Chelsea, Frank Lampard, ini merupakan kekalahan ketiganya di Piala Super Eropa. Sebelumnya, semasa menjadi pemain, Lampard yang menjadi kapten Chelsea, kalah di UEFA Super Cup edisi 2012 dan 2013.

Toh, melihat penampilan Chelsea di Istanbul semalam, pendukung Chelsea sejatinya tidak perlu khawatir dengan timnya meski telah mengalami dua kekalahan beruntun sejak dilatih Lampard. Ya, melihat performa Chelsea dini hari tadi, The Blues rasanya akan baik-baik saja di musim ini.

Chelsea terlihat solid dengan strategi menyerang 4-3-3. Sangat berbeda dengan formasi 4-2-3-1 yang dipakai saat melawan Manchester United.
Trio Jorginho, Mateo Kovacic dan N'glo Kante menjadi pengendali lini tengah.

Khusus Kante, dia sebelumnya tidak bermain ketika Chelsea kalah telak 0-4 dari United di pekan perdana Liga Inggris. Sementara di depan, trio Pedro, Pulisic dan Giroud, terbukti mampu membuat pertahanan Liverpool kewalahan. Bukan tidak mungkin, 'trisula lini depan' ini akan menjadi andalan Lampard di musim ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun