Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Disindir Wapres JK Soal Studi Banding ke Luar Negeri, Kepala Daerah Perlu Introspeksi

14 Juli 2019   08:32 Diperbarui: 16 Juli 2019   09:33 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wapres Jusuf Kalla mengimbau kepala daerah agar saling belajar dan saling melihat/Foto: Harian SIB

Bahkan, tidak hanya melihat kotanya, para kepala daerah juga bisa 'menimba ilmu' secara langsung kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang memiliki 'jam terbang' tinggi dalam keberhasilan menata kota maupun pergaulan di dunia internasional. Dikutip dari Tribunnews, Bu Risma pernah menjadi pembicara acara One Planet Summit di New York pada (26/9/2018) dan menjadi satu-satunya wali kota yang menjadi pembicara.

Terlebih, ongkos studi banding di dalam negeri tentunya lebih murah dibandingkan ke luar negeri. Padahal, pejabat melakukan studi banding tentunya tidak memakai anggaran pribadi.

Selain itu, dengan studi banding di dalam negeri, kiranya hasilnya akan lebih mudah diaplikasikan oleh sang kepala daerah di daerahnya. Sebab, kota-kota di Indonesia tentunya memiliki beberapa kesamaan karakter. Termasuk juga kesamaan karakter wilayahnya ataupun sistem dalam mengelola pemerintah daerah.

Karenanya, semoga pernyataan Pak JK itu membuka pemahaman baru bagi kepala daerah bahwa bukan lagi zamannya studi banding demi gengsi. Terpenting adalah esensinya bagi perubahan dan kemajuan daerah yang dipimpinnya.

Terpenting lagi, sudah saatnya antar pendukung kepala daerah juga tidak saling baperan (bawa perasaan) ketika membanding-bandingkan pemimpin daerah satu dengan lainnya. Apalagi bila mengaitkannya dengan agenda 2024 mendatang. Membandingkan dalam koridor positif untuk memotivasi sih sah-sah saja.

Selama ini, tidak sedikit pendukung kepala daerah yang over fanatik sehingga hanya melihat sisi bagus pemimpinnya tetapi seolah menutup mata bila masih ada kekurangan dari hasil kinerjanya. Yang terjadi, malah nyinyir menyindir pemimpin kota tetangganya. Bila seperti itu yang terjadi akan bak pepatah "gajah di pelupuk mata tidak tampak, semut di seberang lautan kelihatan". 

Bukankah akan indah bila sesama kepala daerah saling dukung dan pendukungnya juga rukun dan saling menasehati dalam hal kebaikan. Seperti semangatnya Pak JK, agar kepala daerah saling belajar satu sama lain dalam membangun daerahnya, sesama kepala daerah harus saling berkolaborasi. Pak Jokowi dan Pak Prabowo saja sudah salaman, apa iya pendukung kepala daerah masih gegeran. Salam  

Referensi:

JK Minta Kepala Daerah Tak Melulu Studi Banding ke Luar Negeri

Anies Terbang ke Kolombia, Jadi Pembicara World Cities Summit

Surabaya Raih 10 Penghargaan Internasional dalam 2 TahunTerakhir: Kini Sejajar Kota-kota Besar Dunia

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun