Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Messi Dikartu Merah dan Tuduhan Juara Copa America 2019 "Sudah Diatur"

7 Juli 2019   14:13 Diperbarui: 7 Juli 2019   14:17 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messi dikartu merah langsung dan menuding Copa America 2019 sudah diatur menjadi milik Brasil/Foto: Twitter TelemundoSports


Timnas Argentina berhasil membawa pulang "hadiah hiburan" dari turnamen Copa America 2019. Argentina tampil sebagai "juara III" setelah mengalahkan Chile 2-1 dalam pertandingan perebutan tempat ketiga yang digelar di Sao Paulo, Brasil, Sabtu (6/7) petang waktu setempat atau Minggu (7/7) dini hari waktu Indonesia.

Dua gol kemenangan Argentina dicetak oleh Sergio Aguero dan Paulo Dybala di babak pertama. Sementara gol balasan Chile dicetak oleh Arturo Vidal dari titik penalti ketika satu jam pertandingan.

Sejak Copa America digelar mulai 1916 dan menjadi turnamen sepak bola antara negara tertua di dunia, ini kali kelima Argentina hanya berada di peringkat ketiga. Kali terakhir Argentina mengakhiri turnamen di posisi tiga, terjadi pada tahun 1989.

Namun, bukan keberhasilan Argentina memenangi laga perebutan peringkat ketiga itu yang menjadi perhatian media. Justru, bagi media, pertandingan tersebut seolah "sudah selesai" di menit ke-36. Ketika megabintang yang juga kapten tim Argentina, Lionel Messi, dikartu merah langsung oleh wasit Mario Diaz de Vivar karena dinilai bertikai dengan pemain belakang Chile, Gary Medel.

Messi dikartu merah langsung (bukan karena dua kali mendapat kartu kuning). Tentu saja, dengan nama besar Messi, momen itu jauh lebih menarik bagi media dibandingkan sekadar hasil pertandingan perebutan peringkat ketiga. Karenanya, laga ibarat sudah selesai di menit ke-36 itu.

Apalagi, kehebohan yang disukai oleh media, tidak berhenti di situ. Messi kembali menciptakan kehebohan lainnya di akhir pertandingan. Slogan "Messi Pencipta Kehebohan"  tentunya sesuatu yang sangat jarang terjadi ketika pemain terbaik dunia lima kali ini berseragam Barcelona.

Dilansir dari Goal.com, Messi yang tidak terima dengan keputusan wasit yang mengusirnya dari lapangan, melakukan protes dengan menolak medali perunggu. Bahkan, menurut laporan reporter Goal, Daniel Edwards yang meliput pertandingan tersebut, Messi tidak bersama rekan setimnya saat momen penyerahan medali.

Messi dan Gary Medel/Foto: Twitter TelemundoSports
Messi dan Gary Medel/Foto: Twitter TelemundoSports
Dan, puncak dari kehebohan terjadi ketika Messi tampil berbicara di hadapan wartawan seusai pertandingan. Dia mengaku kecewa dengan perhelatan Copa America 2019 yang disebutnya penuh skandal. Bahkan, dia menuduh Brasil yang menjadi tuan rumah, sudah diatur untuk juara.

"There is no doubt, the whole thing is set up for Brazil," ujar Messi dikutip dari https://www.goal.com/en-us/news/the-copas-set-up-for-brazil-messi-slams-conmebol-corruption/9tbmbufh144b18gebkg6dtahb

Ya, Messi menuding bahwa trofi juara sudah dipersiapkan untuk Brasil yang akan menghadapi Peru di final yang digelar akan digelar Minggu (7/7) sore waktu setempat atau Senin (8/7) dini hari waktu Indonesia.

"Saya berharap bahwa VAR dan wasit tidak ada hubungannya di final ini. Peru dapat bersaing karena memiliki kemampuan untuk melakukannya, tetapi saya rasa sulit," imbuh pemain berusia 32 tahun ini.

Dia juga menyebut apa yang didapatnya di pertandingan melawan Chile (kartu merah) merupakan dampak dari ucapan pedasnya selama Copa America 2019. Dia seolah ingin menyebut dirinya memang diincar usai beberapa pernyataanya yang menyudutkan Brasil.

Selama Copa America 2019, Messi memang lebih 'banyak omong' dibandingkan kebiasaannya selama ini yang cenderung diam. Dia sempat menyindir kondisi permukaan lapangan di Brasil yang menurutnya tidak bagus seusai Argentina menang 2-0 atas Venezuela di babak perempat final.

Messi juga menyebut Brasil mendapatkan banyak keuntungan selama Copa America 2019. Utamanya ketika menang 2-0 atas Argentina di semifinal (3/7). Messi marah dan menyebut wasit membuat dua keputusan yang merugikan Argentina yang seharusnya mendapatkan dua penalti.

"Kami seharusnya bisa melangkah jauh, tetapi kami tidak diperbolehkan masuk final. Saya selalu mengatakan yang sebenarnya. Saya jujur. Itulah yang membuat saya tetap tenang. Jika apa yang saya katakan memiliki dampak, itu bukan urusan saya," sambung pemain yang belum mampu membawa Argentina meraih juara di Copa America dalam lima kali penampilan.

Messi menyoroti kepemimpinan wasit di Copa America 2019/Foto: Goal.com
Messi menyoroti kepemimpinan wasit di Copa America 2019/Foto: Goal.com
Hingga tulisan ini ditulis, saya belum menemukan berita berisikan komentar dari pelatih maupun pemain-pemain Brasil yang merespons tudingan dari Messi tersebut. Boleh jadi, pemain-pemain Brasil tengah fokus menghadapi Peru untuk meraih gelar juara Copa America kesembilan mereka atau yang pertama sejak tahun 2007 silam.

Lalu, benarkah tudingan Messi tersebut? 

Entahlah. Meski menjawabnya bisa sangat mudah. Bagi mereka yang mendukung Brasil, pastinya menganggap Messi hanya frustrasi dan melampiskan kemarahannya setelah lagi-lagi gagal meraih piala untuk negaranya. Sementara mereka yang mendukung Argentina apalagi memuja Messi, jelas akan membenarkan ucapan sang pemain pujaan.

Tetapi yang jelas, tudingan Messi tersebut tidak hanya dapat menaikkan tensi rivalitas Brasil-Argentina yang memang sejak lama berseteru di sepak bola. Tudingan Messi itu juga akan menjadi pekerjaan rumah bagi Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) yang tahun 2020 mendatang akan menjadi tuan rumah Copa America bersama Kolombia.

Bila ternyata Copa America 2020 di Argentina mendatang tidak lebih baik dari Copa America 2019 di Brasl, utamanya dari kondisi lapangan dan juga kepemimpinan wasit, serangan Messi itu akan menjadi 'senjata makan tuan'. Karena memang, sangat mudah untuk 'menyerang' tuan rumah bila laga berakhir kontroversi karena kepemimpinan wasit.

Ah, jadi tidak sabar menunggu Copa America 2020. Utamanya menunggu bisa tidaknya Messi membawa negaranya juara. Sebab, Copa America 2020 bisa jadi yang terakhir bagi Messi yang bakal berusia 33 tahun. Di Copa America 2024 yang digelar di Ekuador, dia sudah akan berusia 37 tahun yang bukan tidak mungkin sudah akan gantung sepatu. 

Jadi, selamat menunggu tahun depan apakah Messi benar-benar mampu mempersembahkan piala untuk Argentina. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun