Tidak Menyalahkan Pasangan
Menurut saya, inilah yang menjadi kekuatan utama Marcus/Kevin di final Fuzhou Open 2018. Keduanya tampil sehati. Ketika salah satu dari mereka melakukan kesalahan yang berujung poin untuk lawan, mereka tidak saling menyalahkan yang berpengaruh pada emosi sehingga permainan pun amburadul.
Sampean (Anda) yang melihat pertandingan mereka lewat streaming, pastinya tahu, Marcus tampil kurang optimal di laga ini. Selain melakukan error, dia beberapa kali jadi sasaran incaran He Jiting/Tan Qiang. Toh, Kevin senyum-senyum saja. Dia tidak marah. Tidak pula lantas ngambek. Sepanjang laga, mereka tetap melakukan kontak mata dan adu tos ketika mendapat poin ataupun tidak.
Di akun IG-nya, Marcus menulis kalimat begini "sorry partner, hari ini kurang in mainnya". Kalimat itu dibalas Kevin lewat komentar singkat "hahahah masih ada 1 minggu lagi (Hongkong Open)'.
Kekompakan seperti inilah yang tidak dimiliki ganda Tiongkok. Di laga final, Tan Qiang beberapa kali melakukan. Dan, He Jiting terlihat beberapa kali mengomel. Bahkan, di game ketiga, keduanya hampir tidak pernah melakukan tos tangan yang meski sederhana, tetapi sejatinya itu bermakna dalam.Â
Formula rahasia yang tidak bisa didapatkan lewat teori tetapi melalui adaptasi langsung selama pertandingan plus kemauan kuat berpadu dengan kematangan skill inilah yang menjadi kekuatan Marcus/Kevin.Â
Dan, formula tersebut seharusnya juga dimiliki pebulutangkis Indonesia lainnya. Apa iya Marcus/Kevin terus yang selalu jadi tumpuan sementara Tiongkok mulai menjadi ancaman dengan munculnya ganda putra muda usia. Semoga pemain-pemain Indonesia lainnya juga terlecut.
Salam bulutangkis.