Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cerita Christoph Waltz dan Peluang "Personal Branding" di Kompasiana

29 Oktober 2018   23:20 Diperbarui: 30 Oktober 2018   07:37 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: irishtimes.com

Dulu, di awal bergabung di Kompasiana di penghujung tahun 2010, saya sekadar berniat menulis untuk senang-senang. Sebab, kala itu, setiap hari saya sudah 'menulis serius' di pabrik koran tempat saya bekerja. Saya menganggap Kompasiana sebagai "jeda" di luar pekerjaan menulis.

Jeleknya, karena sekadar senang-senang, jadinya belum merasa ada keterikatan emosional. Posting tulisan bila ada waktu senggang. Singkat kata, belum merasa kangen bila tidak menulis di Kompasiana. Bahkan pernah setahun lebih tidak menulis di Kompasiana. Karenanya, meski hampir 8 tahun bergabung, tulisan saya masih sedikit (masih 545 tulisan).

Tulisan itu serasa jauh bila dibandingkan dengan para panutan di Kompasiana yang sangat produktif menghasilkan tulisan. Seperti pak Tjiptadinata Effendy yang hingga 29 Oktober 2018 kemarin, sudah menghasilkan 3794 artikel sejak menulis di Kompasiana mulai 14 Oktober 2012. 

Lalu ada Mas Susy Haryawan yang sudah menghasilkan 1957 tulisan sejak menulis di Kompasiana pada 2 Juni 2014. Kemudian ada Prof Pebrianov yang sudah menulis 1087 artikel sejak bergabung 16 Februari 2014. Serta pak Bambang Setyawan yang sudah menghasilkan 765 tulisan sejak bergabung pada 31 Oktober 2014. 

Beliau-beliau ini panutan dalam ke-istiqomah-an menulis. Menulis sudah menjadi seperti minum air putih bagi mereka. Setiap hari dilakukan. Bahkan berkali-kali. Dan mungkin juga masih ada beberapa nama di Kompasiana yang sangat istiqomah dalam menulis dan terlupa untuk disebut dalam tulisan ini. 

Nah, dalam perkembangannya, ketika memutuskan pensiun dini dari pabrik koran pada Maret 2013 silam karena pertimbangan keluarga, Kompasiana bukan lagi sekadar tempat bersenang-senang. 

Saya menganggapnya sebagai 'rumah' untuk berbagi tulisan. Karenanya, ada tanggung jawab lebih menghasilkan tulisan yang 'benar' secara penulisan dan juga benar secara substansi tulisannya. Dan satu lagi, ada dorongan untuk menghasilkan tulisan setiap hari.

Ada beberapa tulisan yang saya tulis di Kompasiana, saya bagikan di media sosial. Sekadar membagikan kabar baik. Daripada laman media sosial dipenuhi cacian dan hujatan. Termasuk beberapa tulisan yang pernah terpilih sebagai pemenang blog competition. Itu sekadar menginformasi kepada kawan-kawan (yang beberapa kali saya ajak menulis di Kompasiana tetapi belum tergerak) bahwa menulis di Kompasiana juga bisa mendapatkan materi. 

Harapannya, mereka tertarik ikut menulis. Karena merujuk pengalaman bekerja menulis dulu, masih ada beberapa kawan yang mengharapkan imbalan/pemberian materi dari narasumber.

Tanpa saya sadari, tulisan yang saya bagikan itu ternyata menjadi personal branding. Semisal karena cukup sering menulis sepak bola, beberapa kawan yang bekerja di media televisi lokal, sempat mengajak saya tampil di televisi sebagai komentator bola pada gelaran Piala Dunia 2014 dan 2018 kemarin. Termasuk juga sempat tampil di televisi nasional biro Surabaya saat mengulas wajah sepak bola Indonesia beberapa tahun lalu.

Menulis di Kompasiana, ternyata bisa menjadi branding diri yang memberikan nilai tambah kemampuan kita di mata orang lain yang mengetahui konsistensi kita dalam menulis. Menulis di Kompasiana ternyata membuat kita bisa dianggap memiliki kemampuan "sedikit berbeda" dengan orang lain yang berasal dari latar profesi/keahlian. Sebab, sedikit berbeda itu lebih baik dibanding sedikit lebih baik (bila profesi nya sama)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun