Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Sih Susahnya Mengantre?

10 September 2018   23:14 Diperbarui: 10 September 2018   23:41 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar sabar lewat mengantre/Foto: Muslim.or.id

Siapa tahu, dari obrolan tersebut, bisa menjadi jalan membuka usaha baru dan pengalir rezeki. Siapa tahu, dari obrolan tersebut, (bagi para bujangan) ternyata bisa menjadi awal menemukan jodoh yang selama ini dicari.

Padahal, kalau mau bersabar, sejatinya tidak lama. Seperti kejadian di SPBU tadi pagi, tanpa harus ribut (cukup disindir saja si penyerobot antrean hehe), menunggu satu orang motornya diisi bahan bakar toh tidak sampai tiga menit. Pun, pelayanan dokter yang di rumah, toh tidak sampai 2x45 menit seperti sepak bola. Sekira 5-10 menit saja.  

Tetapi begitulah, dari antrean, kita bisa menyadari bahwa manusia itu memang tidak sama meskipun sama-sama makan nasi. Ada manusia yang tingkat keego-annya mengalahkan semua sisi baik dalam dirinya. Manusia yang hanya berpikir "pokoknya saya duluan" tanpa mau berpikir kepentingan orang lain.

Manusia yang tidak sabaran seperti ini, sangat mungkin akan mengumbar keeogannya tidak hanya di tempat antrean. Tetapi juga di jalan raya yang berwujud melanggar lampu lalu lintas karena tidak sabar menunggu nyala merah berubah menjadi hijau. Bisa juga berwujud melintas di jalur busway karena tidak sabar jalanan macet. Pun, melintas di pedestrian/trotoar dengan dalih terburu-buru atau agar bisa cepat sampai di tempat kerja.  

Bagi orang-orang seperti ini, mungkin hanya satu jenis antrean yang (seandainya bisa diubah) mereka akan meminta belakangan. Yakni, antrean 'berpamitan' dengan dunia. Bukankah kita ini sejatinya tengah menunggu antrean jenis ini tanpa kita pernah tahu mendapat antrean "nomor berapa". Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun