Padahal, sambung Ulfah, untuk menggugah kemauan ibu-ibu di sana agar mau memeriksakan diri untuk mendeteksi kanker serviks, pihak Puskesmas sudah melakukan banyak cara. Diantaranya melakukan upaya ‘jemput bola’ dengan menyampaikan informasi tentang bahaya kanker serviks, ketika ada pertemuan dengan warga di balai RW, atau ketika ada kegiatan di Posyandu. Hingga memberikan woro-woro melalui radio pemerintah di Probolinggo.
“Sebelumnya kami aktif melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Tidak hanya memberikan penjelasan tetapi juga memberikan uraian melalui gambar-gambar agar warga mau periksa. Tapi memang, orang di sini masih susah,” ujar ibu dua anak ini.
Dia menjelaskan, dengan adanya kerja sama Puskesmas dan BPJS Kesehatan itu, ibu-ibu yang ingin periksa untuk mendeteksi dini kanker serviks, tidak perlu membayar. Peserta bisa melakukan pemeriksaan pap smear atau IVA dengan kemudahan, fasilitas, dan layanan yang prima.
Menurutnya, bila memeriksakan diri tanpa ada BPJS (non BPJS), dikenakan biaya sebesar 60 hingga 100 ribu. Karenanya, warga disarankan untuk melakukan IVA. Selain lebih murah (biaya nya Rp 15 ribu), di Puskesmas juga bisanya baru IVA. “Setelah dilakukan IVA dan sudah bisa ketahuan bahwa tidak ada tanda-tanda kanker serviks, itu sudah cukup. Artinya tidak perlu dilanjutkan melakukan pap smear,” ujarnya.
Bersama BPJS Kesehatan, Gotong Royong Menyelamatkan Ibu-Ibu
Nah, dari semua uraian itu, kita yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, tentunya bisa berbangga. Sebab, dari iuran yang kita bayarkan setiap bulannya, tanpa kita sadari, kita telah diajak BPJS kesehatan untuk ikut bergotong royong menyelamatkan para ibu di negeri ini. Dari iuran yang kita bayarkan setiap bulannya, bersama BPJS Kesehatan, kita telah ikut membantu dan memudahkan para ibu untuk melakukan deteksi dini guna mencegah kanker yang mematikan itu.
Bila kelak angka kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena kanker leher rahim terus menurun, bahkan kalau bisa nihil, tentunya itu bagian besar dari program mewujudkan Indonesia lebih sehat yang ingin dicapai BPJS Kesehatan. Dan, hebatnya, kita telah ikut serta bergotong royong dalam program itu.
Karena memang, kematian ibu melahirkan sejatinya bisa dicegah dengan melakukan upaya-upaya preventif. Karena memang, kematian ibu tidak seharusnya terjadi. Seorang ibu yang memberikan kehidupan baru, tidak seharusnya kehilangan nyawanya.
Dan, kampanye untuk mencegah para ibu agar terhindar dari “pembunuh nomor satu” ini, tidak bisa dilakukan oleh satu dua pihak saja. Tetapi harus dilakukan bersama-sama. BPJS Kesehatan telah menginisiasi kita untuk ikut peduli dan bergerak bersama menyelamatkan ibu. Karena, dengan gotong royong, semua tertolong. Bila ibu nya sehat, maka akan lahir generasi sehat. Pada akhirnya, Indonesia akan menjadi bisa lebih sehat. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI