Mohon tunggu...
Hadassah Ruth
Hadassah Ruth Mohon Tunggu... Pelajar

Saya adalah siswa kelas 12 yang disuruh membuat tugas menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Analisis Kurangnya Edukasi Kebersihan Reproduksi dan Lonjakan Penyakit Reproduksi Pada Remaja

18 Oktober 2025   18:14 Diperbarui: 18 Oktober 2025   18:14 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


PENDAHULUAN

Alat reproduksi merupakan alat vital dalam tubuh manusia dan tentunya harus dijaga kebersihannya. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan alat reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi,
serta prosesnya. Hal ini menunjukan bahwa kesehatan alat reproduksi berlaku untuk
seluruh usia, mulai dari kanak-kanak sampai dewasa.
Pemahaman remaja tentang kebersihan alat reproduksi sangat penting, karena
dari pemahaman seseorang akan muncul tindakan atau aksi sesuai dengan hal yang
mereka percaya atau pahami. Hal ini bersesuaian dengan teori HBM (Health Belief
Model) yang menyatakan bahwa persepsi individu mempengaruhi keinginan individu untuk menghindar dari penyakit dan kepercayaan mereka bahwa terdapat usaha agar
menghindari penyakit tersebut (Resenstock 1966).
Sangat disayangkan saat melihat faktanya bahwa masih ada beberapa remaja yang belum memahami mengenai kebersihan reproduksi. Hal ini ditandai dengan munculnya lonjakan kasus sampai dengan 891 kasus yang berhubungan dengan alat reproduksi pada remaja pada tahun 2024 pada salah satu wilayah di Indonesia. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa keadaan remaja di Indonesia tidak baik-baik saja. Kesehatan reproduksi remaja yang dianggap sepele dapat menjadikannya bom waktu yang menghancurkan harapan munculnya generasi emas Indonesia yang sudah dimulai sejak sekarang.

ALAT REPRODUKSI

Alat reproduksi manusia adalah organ-organ yang berperan dalam sistem reproduksi dengan tujuan berkembang biak atau memperbanyak keturunan (Efrizon 2021).
Selain itu, alat reproduksi dapat diartikan sebagai sistem yang terdiri dari organ internal dan eksternal yang terlibat dalam proses reproduksi manusia. Alat reproduksi memiliki peran utama dalam pembentukan gamet, pelepasan hormon, dan proses yang berkaitan dengan pembuahan dan kehamilan (Guyton 2019). Menurut Paramita et al. (2020), alat reproduksi merupakan sistem organ yang berperan dalam fungsi reproduksi untuk melanjutkan keturunan dan mendukung fungsi seksual.
Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari alat reproduksi
adalah organ-organ yang berada pada sistem reproduksi manusia yang berfungsi sebagai sarana pembentukan gamet serta hormon yang akan berguna untuk melanjutkan keturunan dan mendukung fungsi seksual.

KEBERSIHAN ALAT REPRODUKSI

Kebersihan alat reproduksi memiliki arti yaitu suatu keadaan dimana alat reproduksi individu terhindar dari penyakit-penyakit alat reproduksi yang berbahaya yang dapat memberikan petaka bagi penderitanya (Suryati,2019). Aisyaroh (2019), menyatakan kebersihan alat reproduksi artinya adalah kemampuan individu menjaga alat reproduksi agar tetap bersih, normal, dan sehat sehingga sebisa mungkin terhindar dari penyakit alat reproduksi yang membahayakan. Disisi lain, Manuaba (2020) menyatakan bahwa pengertian kebersihan alat reproduksi artinya menunjukan praktik individu menjaga kebersihan alat kelamin agar terhindar dari penyakit atau infeksi.
Dari teori-teori di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengertian kebersihan alat reproduksi adalah tindakan yang dilakukan individu guna mewujudkan alat reproduksi yang bersih agar terhindar dari penyakit alat reproduksi berbahaya yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan.

FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA EDUKASI KEBERSIHAN ALAT REPRODUKSI

Kurangnya edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan reproduksi, khususnya pada remaja. Minimnya pengetahuan tentang cara menjaga kebersihan organ reproduksi sering kali disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun tenaga kesehatan. Selain itu, adanya anggapan bahwa topik reproduksi merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan membuat informasi penting terkait kesehatan reproduksi tidak tersampaikan dengan baik. Kondisi ini menyebabkan banyak remaja tidak memahami pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi, yang pada akhirnya dapat memicu berbagai masalah seperti infeksi menular seksual, keputihan abnormal, dan gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor penyebab kurangnya edukasi kebersihan alat reproduksi menjadi langkah penting dalam upaya peningkatan kesadaran dan perilaku hidup sehat di kalangan remaja.
Menurut Andira (2010), Salah satu penyebab kurangnya edukasi yang sampai kepada remaja mengenai kebersihan alat reproduksi adalah kurangnya akses terhadap sumber informasi yang benar dan terpercaya mengenai kebersihan genitalia. Pada akhirnya para remaja tidak mengetahui sumber informasi yang dapat mereka cerna yang menyebabkan tidak adanya tindakan yang bisa mereka ambil atau lakukan dengan baik dan benar untuk menjaga kebersihan alat reproduksi.
Selain itu tingkat pendidikan atau kualitas sekolah juga mempengaruhi edukasi yang diberikan oleh tenaga pendidik terhadap siswa mengenai kebersihan alat reproduksi (Wistanul, 2015). Kualitas sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi yang disampaikan kepada siswa atau siswi. Hal ini dikarenakan, semakin kurangnya kualitas sekolah maka kepedulian tenaga pendidik terhadap edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi siswa juga akan semakin menurun. Mereka merasa tidak memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan edukasi mengenai hal tersebut.

Edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi yang sampai kepada remaja bisa kurang memadai dikarenakan pembahasan mengenai hal-hal yang menyangkut  alat reproduksi dianggap tabu oleh beberapa kalangan masyarakat (Nabila, 2022). Hal ini dapat menyebabkan kurang kondusifnya situasi untuk menyampaikan atau membahas mengenai prosedur atau edukasi untuk menjaga kebersihan alat reproduksi bagi remaja.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi tidak bisa sampai dengan baik pada kalangan remaja yaitu, kurangnya akses terhadap sumber informasi yang benar dan terpercaya mengenai kebersihan genitalia, tingkat pendidikan atau kualitas sekolah juga mempengaruhi edukasi yang diberikan oleh tenaga pendidik terhadap siswa mengenai kebersihan alat reproduksi, serta masih menjadi hal yang tabu untuk membahas mengenai hal-hal yang menyangkut alat reproduksi dalam beberapa kalangan  masyarakat.

DAMPAK KURANGNYA EDUKASI KEBERSIHAN ALAT REPRODUKSI


Kurangnya edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap kesehatan individu, khususnya pada masa remaja. Ketidaktahuan tentang cara menjaga kebersihan organ reproduksi dapat menyebabkan berbagai hal buruk yang tentunya dapat mengganggu aktivitas remaja. Contohnya seperti  terjadinya infeksi, iritasi, serta gangguan pada sistem reproduksi. Dampak tersebut tidak hanya berpengaruh pada kondisi fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi aspek psikologis dan sosial remaja, seperti menurunnya rasa percaya diri dan munculnya stigma negatif di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pemahaman mengenai dampak dari kurangnya edukasi kebersihan alat reproduksi penting untuk dijadikan dasar dalam penyusunan program pendidikan kesehatan yang lebih efektif.
Munculnya berbagai penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi adalah salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dari kurangnya edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi. Contoh penyakit yang paling rentan  muncul adalah Gonnorhea yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea (Susanto, 2021). Penyakit ini bercirikan rasa nyeri dan terbakar saat buang air kecil, munculnya cairan putih dalam bentuk gumpalan dengan aroma yang tidak sedap, serta rasa gatal yang menyelubungi area organ reproduksi. Selain itu penyakit gonnorhea juga menimbulkan rasa tidak nyaman pada area organ reproduksi karena menimbulkan rasa lembab di sekitar area organ reproduksi (Adhata, 2022)
Selain itu dampak dari kurangnya edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi adalah meningkatnya penyakit menular seksual (Farahdiba, 2023). Hal ini dapat menimbulkan masalah baru lagi yaitu dengan merebaknya penyakit menular seksual di kalangan remaja hanya karena kurangnya penggaungan mengenai ilmu-ilmu yang menyangkut kebersihan alat reproduksi. Sangat disayangkan jika hal kecil seperti pemberian edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi tidak disampaikan dengan baik terutama pada kalangan remaja. Banyak remaja yang pada akhirnya akan kehilangan arah dan mereka juga yang pada akhirnya akan terkena dampaknya.
Setelah semua hal tersebut melanda mereka, bukan hanya bagian fisik (tubuh) mereka saja yang mengalami kesakitan, tetapi juga mental dan jiwa mereka pun akan terkena dampaknya (Purba, 2023). Akan muncul kemunduran mental bagi para remaja saat mereka terkena penyakit kesehatan alat reproduksi. Mereka akan mendapat stigma buruk dari masyarakat di sekitar mereka, bahkan dari orang-orang terdekat mereka seperti misalnya sesama teman. Hal ini tentunya akan mengganggu kesehatan mental mereka dan pada akhirnya akan membawa dampak buruk juga bagi perjalanan akademik mereka. Bisa saja pada akhirnya mereka tidak mau melanjutkan pendidikan dan semua cita-cita yang mereka impikan akan terkurung begitu saja.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah keteledoran kecil dalam hal kurangnya pemberian edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi dapat membawa dampak yang buruk dan bisa mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan remaja. Dampak-dampak tersebut meliputi timbulnya berbagai penyakit alat reproduksi yang tentunya dapat mengganggu aktivitas remaja, meningkatnya penyebaran penyakit menular seksual pada kalangan remaja, serta rusaknya mental dan jiwa remaja yang terkena penyakit pada organ reproduksi. Sehingga bisa mencoreng semangat dalam membangun masa depan yang seharusnya menjadi cerah dalam bayangan mereka.


CARA MENGATASI KURANGNYA EDUKASI KEBERSIHAN ALAT REPRODUKSI


Kurangnya edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi tentunya dapat membawa berbagai dampak negatif terutama untuk kehidupan remaja. Masalah ini akan menjadi semakin kompleks bila akar masalah tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana tindakan tepat yang harus diambil dan diimplementasikan untuk mengatasi akar dari permasalahan ini.
Perkembangan remaja tidak terlepas dari keluarga karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Keluarga terdiri atas kepala keluarga dan kumpulan beberapa orang yang tinggal di bawah satu atap dengan keadaan saling ketergantungan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah melalui orang tua karena orang tua memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan mengasuh anak sejak dini sampai dewasa (Siwabessy, 2023:234). Orang tua perlu menyuarakan tata cara untuk menjaga kebersihan alat reproduksi kepada anak-anak agar sedari mereka masih kecil, mereka sudah memiliki modal atau ilmu dasar untuk menjaga kebersihan alat reproduksi. Sehingga pada akhirnya saat mereka beranjak dewasa mereka tidak buta arah dan mereka bisa secara perlahan menjaga kebersihan alat reproduksi mereka masing-masing secara optimal.
Menyisipkan modul pembelajaran mengenai kebersihan alat reproduksi juga merupakan salah satu tindakan yang dapat diambil oleh "rumah kedua" remaja alias sekolah (Yulianda, 2024). Perlu dimunculkan juga ide-ide kreatif dari pihak tenaga pendidik untuk mengemas model pembelajaran yang sekiranya menarik dan bisa membangun suasana yang menyenangkan bagi siswa-siswi saat membawakan materi mengenai kebersihan alat reproduksi. Hal ini bertujuan agar siswa-siswi bisa menerima materi yang disampaikan tanpa ada rasa canggung dan mereka bisa paham bahwa materi tersebut disampaikan hanya dengan tujuan untuk edukasi dan bukan untuk disangkut pautkan dengan hal-hal lainnya.
Pihak sekolah juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga profesional yang ahli dalam bidang ini untuk melakukan penyuluhan tentang menjaga kebersihan alat reproduksi pada kalangan remaja. Hal ini bertujuan agar ilmu yang didapatkan oleh remaja bisa lebih matang dan bisa lebih terpercaya. Sehingga pada akhirnya ilmu-ilmu yang mereka dapatkan bisa dipergunakan untuk bekal dimasa depan mereka nanti.
Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak sekali tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi masalah kurangnya edukasi yang sampai kepada remaja mengenai kebersihan alat reproduksi. Selain itu, banyak juga pihak yang sebenarnya mampu untuk menjelaskan ilmu-ilmu mengenai bagaimana cara menjaga kebersihan alat reproduksi seperti misalnya orang tua atau pihak sekolah. Yang menjadi permasalahan apakah mereka cukup peduli terhadap hal tersebut yang sebenarnya menjadi masalah yang cukup besar bagi para remaja jika pada akhirnya nanti tidak ditangani dengan baik.


KESIMPULAN


Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa kurangnya edukasi mengenai kebersihan alat reproduksi pada remaja menjadi masalah serius yang berdampak pada kesehatan fisik, mental, dan sosial mereka. Minimnya akses informasi yang benar, rendahnya kualitas pendidikan, serta anggapan tabu terhadap topik reproduksi menyebabkan remaja kurang memahami pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi, yang akhirnya memicu meningkatnya kasus penyakit menular seksual dan gangguan kesehatan lainnya. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, terutama keluarga sebagai lingkungan pertama dalam memberikan pemahaman dasar, serta sekolah sebagai tempat strategis untuk menanamkan pengetahuan melalui modul pembelajaran dan penyuluhan yang menarik dan edukatif. Dengan sinergi antara orang tua, tenaga pendidik, dan lembaga profesional, diharapkan remaja dapat memiliki pemahaman yang baik tentang kebersihan alat reproduksi sehingga mampu menjaga kesehatan diri dan membangun masa depan yang lebih sehat dan berkualitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun