Hoaks seringkali hanya menyajikan klaim (kesimpulan) tanpa metodologi yang jelas. Epistemologi, dengan menuntut adanya korespondensi (kesesuaian dengan fakta) dan koherensi (kesesuaian dengan pengetahuan yang sudah diterima), berfungsi sebagai sistem filter yang sangat ketat (Nasution, 2020). Kemampuan kita untuk memeriksa sumbber data dan menguji konsistensi klaim adalah prasyarat dasar literasi digital.
3. Aksiologi: Tanggung Jawab Moral dalam Menyebarkan Informasi
Pilar terakhir, yaitu Aksiologi adalah studi tentang nilai dan kegunaan ilmu pengetahuan yang mencakup etika. Aksiologi menjawab untuk apa pengetahuan ini digunakan? atau apa nilai etis di baliknya?
Kemudahan kita memercayai, dan lebih buruk lagi menyebarkan hoaks menunjukkan adanya kelemahan aksiologis. Etika digital menyoroti bahwa individu diharapkan memikul tanggung jawab penuh dalam pemanfaatan teknologi, termasuk praktik penggunaan yang bertanggung jawab terhadap informasi (Dewi et al., 2024). Penggunaan pengetahuan untuk manipulasi, pemecah belah, atau kepentingan politik sempit melanggar prinsip Aksiologi.
Aksiologi menuntut pertanggungjawaban moral dari setiap individu yang terlibat. Etika berusaha untuk memahami apa yang benar dan salah, baik dan buruk, serta bagaimana manusia harus bertindak dalam berbagai situasi (Zainuddin dalam Fatma et al., 2024). Tanpa kontrol Aksiologi, informasi (ilmu) berpotensi besar menjadi senjata destruktif.
Penutup
Hoaks berkembang bukan hanya  karena ada pembuatnya, tetapi karena ada masyarakat yang rentan secara filosofis. Jawaban atas pertanyaan mengapa kita mudah percaya hoaks terletak pada kegagalan kita menerapkan tiga pilar Filsafat Ilmu antara ontologi (gagal menguji hakikat), epistemologi (gagal menuntut bukti), dan aksiologi (gagal memegang tanggung jawab moral).
Menguasai dan menerapkan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi dalam kehidupan sehari-hari akan melatih diri kita menjadi individu yang tidak hanya cerdas dalam menerima informasi, tetapi juga bertanggung jawab secara etis dalam menyebarkannya. Filsafat Ilmu, pada akhirnya, adalah senjata terbaik untuk memenangkan pertempuran melawan kebodohan di era digital.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, F., Yassi, A. H., & Gusnawaty, G. (2020). Modalitas dalam teks berita hoaks: Kajian linguistik sistemik-fungsional. Jurnal Ilmu Budaya, 8(1), 37--45. https://doi.org/10.34050/jib.v8i1.8831
Baudrillard, J. (1994). Simulacra and Simulation (S. F. Glaser, Trans.). University of Michigan Press.