Mohon tunggu...
Habib Nurcahyo
Habib Nurcahyo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Retardasi Mental pada Anak

22 Maret 2018   01:40 Diperbarui: 22 Maret 2018   01:55 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: fulltermpregnancy.org

Retardasi mental atau saat ini dikenal dengan istilah disabilitas intelegensi atau di Indonesia dikenal dengan istilah tuna grahita adalah individu yang mengalami keterbatasan mental. 

Kondisi ini menyebabkan individu yang bersangkutan mengalami hambatan dalam belajar dan mengalami hambatan untuk dapat melakukan berbagai fungsi dalam kehidupannya serta dalam penyesuaian diri. 

Secara umum pada usia 10 tahun anak penyandang kondisi tersebut belum dapat berbicara, membaca dan menulis serta belum dapat membantu dirinya sendiri, seperti berpakaian, membersihkan diri dan kegiatan kesehariannya, sehirengga mengalami kesulitan untuk menjadi individu yang dapat melakukan adaptasi sosial dengan lingkungannya.

Setelah disabilitas inteligensia, sebelumnya, disebut reterdasi mental telah di terima secara luas di berbagai Negara walaupun pada perkembangan terakhir ini, berbagai saran telah dikemukakan, oleh berbagai pihak yang terkait untuk merubah istilah itu dengan istilah lain, seperti "intellectual disability atau gangguan intelektual dan devedalopment delay atau perkembangan yang terlambat", akan tetapi pada hakikatnya perubahan istilah tersebut tidak mengubah karakteristik dan fokus utama dalam perkembangan individu yang mengalami retardasi mental yaitu:

(1) suatu kondisi yang disebabkan oleh tingkat kemampuan mental yang berada dibawah perkembangan kemampuan dan fungsi mental secara umum yang ditentukan berdasarkan tes intellegensi yang baku, 

(2) kondisi mental tersebut menyebabkan individu yang bersangkutan mengalami kesulitan untuk melakukan fungsi di bidang akademik, mempelajari dan memahami keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari seperti membantu diri sendiri, mengendalikan diri, menjaga kesehatan diri, menjauhkan diri dari bahaya dan keterbatasan kemampuan dalam melakukan adaptasi sosial dan komunikasi, yang ditentukan berdasarkan alat assessmen yang telah dibakukan.

Faktor penyebab retardasi mental

Berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang berkaitan dengan retardasi mental mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah:

Genetis Disorder atau kelainan genetik merupakan faktor penyebab retardasi mental. Gen merupakan blueprint yang merakit dan mengatur protein dan, bangunan tubuh manusia. Setiap gen bertanggung jawab terhadap sistem yang mengatur urutan khusus dari asam amino dari protein yang merakit bangunan tubuh. Pada hakikatnya, ratusan kelainan dapat terjadi dalam proses tersebut, akan tetapi, kelainan tersebut sangat jarang, kecuali yang berkaitan dengan down syndrome  danphenylketorunia.

Down Syndromemerupakan kelainan bawaan yang secara mudah dapat diketahui dari ciri-ciri fisik yang tampak dari individu penyandang kelainan ini. Individu penyandang down syndrome mempunyai 47 cromosome. Individu normal mempunyai 46 cromosome. Kelainan genetic ini adalah penyebab terjadinya down syndrome, dengan kemampuan intelegensi yang bergerak dari mild, moderate, idiot. Kelainan ini berkaitan dengan usia ibu pada waktu hamil yang melebihi 35 tahun, akan tetapi, faktor ayah juga dapat menyebabkan keadaan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20-25% kasus down syndrome disebabkan oleh faktor ayah.

Down syndrome dapat pula disebabkan oleh cromosome abnormality translocation yaitu salah satu dari pasangan cromoson pecah dan pecahan tersebut menempel pada cromosom yang lain. Selain itu, jenis ketiga dari down syndrome disebut mosaic down syndrome.

Phenylketorunia adalah kondisi yang disebabkan oleh genetic irregularities, yang dapat disebabkan oleh kerusakan salah satu gen yang menyebabkan retardasi mental berat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa phenylketorunia, disebabkan oleh ketidakmampuan struktur gen untuk memecah atau menguraikan suatu zat kimia khusus yang disebut phenylalanine sehingga berkumpul dalam darah dan mengakibatkan hambatan dalam proses perkembangan otak. Kondisi ini dapat diterapi dengan menerapkan diet terhadap phenylalanine pada waktu pertumbuhan dan perkembangan anak atau pada anak usia dini.

Toxic Agen dan Infectious Diseases atau zat pembawa racun dan penyakit infeksi yang dialami ibu pada waktu mengandung sehingga menganggu keseimbangan biokimia dalam kandungan ibu hamil. Virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi melemahkan tubuh dan mengakibatkan kerusakan pada sistem susunan saraf pusat.

Fetal Alchohol Syndrome adalah kondisi yang dialami bayi didalam kandungan dari ibu yang pecandu alkhohol. Kondisi ini dapat menyebabkan retardasi mental pada bayi yang dilahirkan oleh ibu tersebut.

Lead Poisoning atau keracunan limbah kimia, yang menumpuk didalam darah menyebabkan kerusakan otak yang berakibat retardasi mental. Limbah kimia dapat ditemukan dalam udara oleh sebab itu pengendalia pencemaran udara merupakan hal yang tidak dapat diabaikan.

Infectious Disaeses atau penyakit yang disebabkan oleh virus dan infeksi seperti, syphilis, rubella, encephalitis, meningitis dapat menyebabkan retardasi mental. Jika seorang ibu hamil mengalami penyakit tersebut pada usia 3 bulan pertama dimasa kehamilannya maka besar kemungkinan bayi yang akan dilahirkannya akan mengalami retardasi mental.

Polygenic Inheritance. Karakteristik manusia seperti warna kulit, warna rambut, tinggi badan dan bentuk tubuh serta potensi inteligensi adalah hasil interaksi dari sejumlah besar gen yang beroperasi secara serentak. Kerusakan yang terjadi dalam proses ini menyebabkan retardasi mental.

Ada beberapa ciri yang sudah umum dikenal :

Wajah dan tanda fisik terlihat

Mata yang berbeda pada ukuran normal

Rongga mulut

Anggota tubuh

Koordinasi anggota tubuh

Gaya duduk

Sikap dan tingkah laku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun