Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Hubungan Surya Paloh dan Jokowi Pasca Pernikahan Kaesang

9 Desember 2022   00:24 Diperbarui: 9 Desember 2022   00:30 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Surya Paloh pada akhirnya lebih memilih untuk pergi berobat ke luar negeri daripada menghadiri pernikahan anak Presiden Joko Widodo. Disebutkan bahwa rencana ke luar negeri untuk alasan berobat tersebut memang sudah terjadwal lebih dari setahun yang lalu.

Tidak perlu untuk menjadi analis politik hebat untuk membaca manuver dari seorang Surya Paloh ini. Jelas ini adalah jawaban Surya Paloh untuk sikap Jokowi yang sejak pencalonan Anies Bawesdan sebagai bakal calon presiden dari partai Nasdem selalu mendapatkan sindirian baik secara terang terangan maupun halus.

Keretakan hubungan Surya Paloh dan Jokowi memang sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Ketidakhadiran di undangan seseorang , ketika kita diundang adalah sebuah sikap penolakan ( baca : ketidaksukaan) atau bisa juga dibilang  permusuhan. Karena sesuai tradisi timur, menghadiri pernikahan seseorang apalagi kalau undangnya diantar langsung. Adalah suatu penghormatan paling tinggi yang dapat diberikan. Mungkin bukan kepada pempelainnya tapi jelas penghormatan kepada siapa orang tua mempelai tersebut.

Memang undangan tersebut tidak sempat diterima oleh Surya Paloh. Karena informasinya Kaesang berniat mengantar langsung undang tersebut. Namun apa daya ternyata yang dituju sudah duluan pergi ke luar negeri.

Publik tentu akan bertanya, setelah terjadinya "perang terbuka" begini bagaimana hubungan mereka berdua kedepan. Tentu jadi rumit dan ruwet. Nasdem adalah partai pendukung Jokowi sejak 2014 lalu sampai sekarang. Kader -- kader Nasdem juga masih menduduki posisi strategis di berbagai lembaga negara termasuk di dalamnya 3 kementrian.

Kementrian yang diisi oleh kader Nasdem Syahrul Yasin Limpo sebagai Menteri Pertanian, Johnny G Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika serta Siti Nurbaya sebagai Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Bisa jadi suara untuk dilakukan "Reshuffle" kabinet akan semakin kuat terdengar. Karena pastinya Nasdem dianggap duri dalam daging oleh partai koalisi pendukung pemerintah.

Tapi mengganti menteri apalagi langsung 3 orang juga bukan perkara mudah bagi Jokowi. Walaupun mungkin di dalam hatnyai sudah kesal sekali dengan manuver yang dilakukan Nasdem. Jokowi tentunya akan mempertimbangkan etika serta kesepakatan politik yang telah disetujui bersama.

Bahwa Nasdem melalui Surya Paloh di berbagai kesempatan mengatakan bahwa Nasdem akan tetap berkomitmen dalam pemerintahan sampai 2024. Jadi sebenanrnya agak dilematis juga bagi seorang Jokowi untuk menendang Nasdem dari kabinet. Toh sampai saat ini tidak ada kebijakan pemerintah yang ditolak oleh Nasdem. Bahkan Nasdem tetap memberikan dukungannya.

Dan juga kalau Jokowi langsung mengganti menteri dari Nasdem, hal ini tidak akan baik terhadap citra Jokowi. Dia akan dianggap sebagai pemimpin yang otoriter. 

Tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Dan hal ini bisa menciptakan antipasti masyarakat kepada Jokowi. Memang Jokowi tidak bisa mencalonkan lagi. Tetapi yang akan kena imbas adalah calon presiden pilihan Jokowi akan merasakan akibatnya, Karena nantinya akan  dikonotasikan mempunyai sikap  sama dengan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun