Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa Siap Mendukung Ganjar?

19 Oktober 2022   22:19 Diperbarui: 19 Oktober 2022   22:44 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ganjar Pranowo setelah sekian lama bungkam terkait pencapresan dirinya akhirnya menyatakan kesiapannya untuk maju dalam pemilihan presiden 2024. Hal itu disampaikan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan salah satu media tanah air.

Menarik untuk melihat reaksi -- reaksi partai terkait pernyataan Ganjar tersebut. Tentunya pertanyaan seperti; Bagaimana sikap PDI P ?, Bagaimana partai- partai koalisi pemerintah  merespon hal ini ?, bagaimana juga barisan Nasdem yang telah mengusung Anies bersikap ?

Sampai saat ini selain Partai Solidaritas Indonesia (PSI), belum ada partai yang secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Ganjar. Perlu diketahui PSI sendiri dalam pemilihan 2019 lalu tidak lolos parlemen sehingga posisi PSI saat ini  hanya bisa menjadi partai pendukung saja bukan pengusung.

PDIP sebagai partai Ganjar, tentu adalah pihak yang paling berkepentingan dalam pencalonan Ganjar. Dipermukaan memang Nampak PDIP seolah-olah menaifkan elektabilitas Ganjar yang di  berbagai lembaga survey memang sangat tingi, Ganjar tidak pernah keluar dari tiga besar, bahkan dua besar. Sangat berbeda dengan Puan yang masih berada di level 1 digit saja. 

PDIP pastinya mempunyai strategi sendiri guna meraih hattrick memenangkan pilpres dan pileg. Percayalah apa yang nampak dipermukaan belum tentu sama dengan apa kebijakan yang nanti akan diambil oleh PDIP terkait pilpres.

Indikasi yang paling nampak bahwa PDIP mempunya rencana yang berbeda dengan apa yang ada di permukaan adalah bahwa setelah Ganjar menyatakan kesiapannya. Sekjen PDI P, hasto, tidak meresponnya secara frontal, bahkan cenderung mendukung pernyataan Ganjar. Bahwa setiap kader harus siap ditempatkan dimana saja.

Masih ada dua poros yang dinantikan responnya terhadap penyataan Ganjar. Yang pertama tentunya Koalisi Indonesia Bangkit (KIB), yang terdiri atas PPP, PAN dan Golkar. Ketiga partai ini memang berkomitmen untuk menjalin koalisi menjelang 2024. Tetapi untuk bahasan mengenai siapa calon presidennya sampai saat ini belum muncul.

Ketiga partai ini adalah partai yang ada didalam pemerintahan. Bahkan isu awal koalisi ini dibentuk sebenarnya memang untuk mengakomodir pencalonan Ganjar. Tentunya ada campur tangan Istana dengan terbnetuknya KIB ini.

Para Ketua Umum partai yang ada di dalam KIB tentunya sadar bahwa mereka walaupun menyandang status Ketua, namun untuk urusan pilpres nama mereka tidak bisa menjual. Maka mau tidak mau mereka harus mencari figur yang cocok dengan "kepentingan" mereka dan nantinya untuk didukung. Partai ini mungkin akan berdiskusi panjang terkait pemilihan siapa wakilnya, kalau pada akhirnya mereka setuju mengusung Ganjar.

Untuk partai-partai yang berada di pemerintahan kecuali Nasdem, arahan dan petunjuk dari Presiden Jokowi adalah hal yang menjadi rujukan utama. Posisi Jokowi memang hanya "petugas" dari PDIP, namun massa pendukung Jokowi itu lintas partai. 

Dan Jokowi sendiri mempunyai basis massa yang loyal terhadapnya, contohnya adalah Relawan Projo yang sampai bisa membuat rakernas di magelang bebrapa waktu lalu. Jadi arah telunjuk Jokowi terkait presiden 2024 tentunya sangat dituruti.

Untuk KIB mendukung mencalonan Ganjar nampaknya hanya menunggu momen/waktu terbaik saja. Sehingga momentumnya bisa jadi lebih kerasa. Saat ini setiap partai yang ada di dalam KIB pastinya akan mengadaka konsolidasi internal atau apalah namanya, sehingga seolah - olah demokratis padahal tinggal menunggu arahan saja.

Poros satu lagi adalah Gerindra -- PKB. Agak unik poros yang satu ini. Gerindra jelas sampai saat ini mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden, Kalau Muhaimin Iskandar tentunya sangat percaya diri untuk maju. Walaupun beliau juga tau peluangnya tipis.

Namun dengan adanya Anies maju,mau tidak mau Prabowo harus berfikir realistis. Suara pemilihnya saat ini tergerus dan pindah ke Anies. Karena pemilih Prabowo pada pilpres lalu adalah mereka yang bersebrangan cara pendang politik dengan Jokowi. Nah saat ini Prabowo sendiri masuk kedalam lingkaran Jokowi. Maka pemilih yang kecewa tentunya akan memilih Anies daripada Prabowo lagi. 

Untuk itu Gerindra dan PKB tentunya tidak menutup kemungkinan untuk juga mendukung Ganjar. Dari pada dipaksakan maju tetapi hasilnya tidak sesuai. Sudah buang tenaga juga buangn uang.

Dua poros ini nampaknya akan bergerak setelah ada sinyal dari Partainya Ganjar, yakni PDIP. Melangkahi PDIP dengan mendeklarasikan Ganjar di tingkat pusat tentunya akan beresiko besar. Selain diserang masalah etika, namun bisa bisa mereka dikeluarkan paksa dari koalisi di pemerintah.

Sebelum PDI P mengambil keputusan, partai partai ini akan setia menunggu. Nah ketika momennya dianggap tepat maka para partai yang memang bisa mengusung akan juga mendeklarasikan Ganjar menjadi presiden.
Jadi kuncinya sebenarnya ada di PDI P dan dalam hal ini di Ibu Ketua Umum. 

Ibu Ketua Umum tentunya tidak akan grusa -grusu dalam menentukan siapa yang akan menjadi presiden. Terlihat Ibu Ketua Umum saat ini lebih banyak menunggu. Bersabar melihat situasi dan kondisi. Kesabaran mungkin adalah memang kunci sukses memenangkan pilpres 2024. TIdak perlu buru buru memang mengajukan nama. Karena partai masih punya waktu 1 tahun untuk persiapan.

Untuk Ganjar sendiri, dengan sudah mendeklarasikan diri siap maju, maka tentu ada konsekuensi yang harus ditanggung. Positifnya tentu publik sudah tidak perlu bertanya tanya apakah Ganjar bersedia maju apa tidak. 

Kalau Ganjar sudah bicara siap berarti dia juga minimal sudah mengantongin dukungan dari para ketua partai atau Istana, walaupun masih bersifat lisan dan secara simbolik saja. Efek negatifnya adalah Ganjar siap siap diserang oleh lawan politinya karena sudah mikir menjadi calon prsiden padahal masa bakti menjadi Gubernur Jawa Tengah belum selesai.

Pada akhirnya kalau ditanya kesiapan partai -- partai mengusung Ganjar, mereka sebenarnya sudah siap, tapi tinggal menunggu arahan dari dua tempat. Pertama dari Istana dan kedua dari Teuku Umar.

Salam poliTIKUS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun