Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Angka 0, 1, dan 2 di Pilpres, Perlukah?

27 September 2018   22:07 Diperbarui: 28 September 2018   08:12 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu juga Prabowo yang lekat dengan symbol satu. Nah kalau sekarang tiba -- tiba visi misi Jokowi dari awal memang ada dua poin harus menyesuaikan dengan satu hal saja. Kreativitas menjadi hanya bergantung pada angka 1 dan 2. Dan tidak bisa di bolak balik. Angka -- angka yang lain selain 1 dan 2 menjadi tidak ada gunanya.

3. Menjadi Sarana Saling Hujat

Dan yang paling ditakutkan (sedang dan telah terjadi). Adalah bahwa dengan adanya identitas nomor tersebut, jadi ajang saling sindir, saling ejek, saling menjatuhkan satu sama lain. Hal ini tidak lepas pada kampanye musim lalu, kedua pasangan ini bertukar nomor, Prabowo satu dan Jokowi 2. 

Maka dikeluarkan segala file-file lama yang, ketika Jokowi berfoto victory dengan dua jarinya atau prabowo yang sedang berpidato berapi api dengan jari telunjuknya.

Ekses inilah yang sebenarnya tidak baik untuk dilakukan. Apalagi sampai membawa Agama dan Tuhan hanya terkait dengan masalah nomor urut. Sangat tidak elegan. Yang lebih parah lagi hal -- hal negative ini justru dimulai oleh para elite elite politik yang secara gamblang langsung memakai angka tersebut untuk melakukan provokasi.

4. Pendidikan Politik Cerdas untuk Rakyat

Melabeli para calon dengan nomor urut, menurut saya seperti ingin membuat masyarakat untuk tidak pintar pintar. Seperti yang ada diatas. Dikertas suara sudah ada nama, dan foto oasangan lengkap. Apakah perlu ada lagi identitas nomor urut? Toh kalau tidak salah ( benarkan kalau keliru) kalau kita melihat kiblat ke Amerika disana hanya terdapat nama saja.

Bukan membandingkan ke negara sana, tetapi ada baiknya para pemilih juga diajarkan cerdas. Bahwa mereka siapa yang mereka pilih. Jangan sampai nama Presiden serta muka Presiden yang mereka pilh pun mereka tidak tau. Asal nyoblos angka saja.

Untuk kedepannya KPU bisa lebih membuat aturan pemilihan yang lebih baik, lebih bisa mengajak masyrakat untuk berfikir kritis, meminimalisir potensi potensi untuk memcah belah. Lebih baik juga untuk menghemat anggaran -- anggran yang tidak terlalu diperlukan. Yang pada akhirnya dapat dipilih pemimpin yang baik. Karena pemimpin yang baik dapat terpilih juga melalui porses dan tata aturan yang baik juga...

Pada akhirnya, apalah arti sebuah Angka? Mau 0 1 dan 2... semua bermakna dan semua sama baiknya...

Salam PoliKLITIK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun