Hari ini, tepat tanggal 21 September 2021, kami mendengar berita duka dari Jakarta. Konfrater kami, Pastor Johanis Melky Toreh, MSC  harus mengakhiri peziarahannya di dunia ini tepat pada pukul 10.20 Wib. Beliau diketahui sempat koma selama kurang lebih dua minggu atau tiga minggum, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada hari ini. Diketahui juga bahwa keadaan fisiknya memang sudah tidak "poco-poco" (segar bugar) seperti dulu lagi. Pastor Melky, begitu sapaan akrab yang selalu kami sebutkan ketika berhadapan langsung dengan beliau, atau pun ketika berkomunikasi dengannya melalui  media komunikasi yang lain.Â
Kepergian pastor Melky, sungguh meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga, umat, anggota Tarekat MSC, dan tentunya Gereja Katolik. Ia adalah imam biarawan yang berasal dari Wailan (salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia). Beliau dikenal dengan pribadi yang  selalu "hidup-hidup", suka menyapa, dan kuat "bakusedu" (bercanda) dengan siapa saja.Â
Salah satu "kegemaran" beliau ialah mencicipi dan menikmati hidangan apa saja yang disediakan oleh umat atau pun orang-orang baik yang ada di sekitarnya. Ia bukan tipe orang yang suka memilih-milih makanan, tetapi selalu bersyukur atas rahmat yang Tuhan berikan melalui makanan yang ada.Â
Pengalaman perjumpaan dengan beliau selalu memiliki kesan dan makna tersendiri bagi setiap pribadi. Ia setia melayani umat di mana pun ditempatkan untuk berkarya. Ia juga selalu memiliki semangat hidup sebagai seorang Misionaris Hati Kudus Yesus, yang tak pernah lelah untuk melayani sesama tanpa batas.
Beliau meninggalkan semangat hidup dan pelayanan bagi siapa saja yang hendak melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Pelayanan tanpa batas yang dilakukan oleh beliau merupakan sejarah sekaligus motivasi bagi kami yang masih hidup dan berjuang di dunia ini. Perjuangannya telah berakhir di dunia, tapi semangatnya tidak akan pudar karena akan dilanjutkan oleh yang lain.Â
Belajar dari setiap pribadi yang telah meninggal, kami dapat selalu sadar bahwa hidup ini adalah milik Tuhan. Milik Dia yang adalah asal serta tujuan dari segala sesuatu yang ada. Dia akan selalu membuka tangan-Nya untuk menyambut setiap insan yang percaya bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan hidup umat ciptaan-Nya. Justru, Ia akan selalu menanti sampai akhirnya kita (manusia yang fana ini) kembali ke pangkuan-Nya (Tuhan yang abadi). Di dalam Dialah, kami percaya bahwa semua orang beriman yang telah mati, akan bangkit kembali dan memperoleh hidup kekal selamanya.