Mohon tunggu...
Gusti Ayu Eka Devita Anjani
Gusti Ayu Eka Devita Anjani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Masih dalam Proses

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cita-cita Memang Harus Diperjuangkan

24 Februari 2021   01:01 Diperbarui: 24 Februari 2021   01:23 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                " Baiklah aku akan segera mencuci muka agar aku terlihat semakin cantik hahahaha..." gurau Anjani. " Oh iya uangnya sudah Bunda simpan diatas meja tamu" kata Bunda.

                Saat itu Anjani langsung bergegas untuk cuci muka dan langsung pergi ke warung untuk mengambil belanjaan yang Bundanya pesan. Setelah itu Anjani langsung pulang kembali dan mengerjakan tugas lainnya seperti menyapu dan mengepel lantai. Setelah selesai mngerjkan itu semua anjani langsung bergegas untuk mempersiapkan dirinya. Ia langsung mandi, berpakaian dan Ia menata masakan yang telah Bundanya masak. Pada hari itu Anjani tidak sempat membantu Bundanya memasak karena jam sudah menunjukan pukul 6 pagi. Setelah sarapan Anjani lansung berpamitan kepada kedua orang tuanya sebelum berakat kesekolah.

                "Ayah... Bunda... Anjani pamitnya. Doakan semoga Anjani nanti disekolah tidak mengantuk hahahaha" Kata Anjani sambil tertawa terbahak bahak dan bersalaman kepada kedua orang tuanya.

                 Anjani pun berangakat kesekolah mengendarai sepeda motor dan ditempuh selama 30 menit. Sesampainya Ia disekolah, Anjani lansung masuk ke kelasnya dan berbincang melepas kangen dengan temannnya. Setelah pembelajaran disekolah selesai Anjani biasanya langsung pulang kerumahnya, tetapi jika ada kerja kelompok bersama teman teman nya  Anjani akan langsung menghubungi orang tua nya karena Ia akan pulang terlambat. Sesampainya dirumah anjani kembali membantu Bundanya membereskan rumah dan menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Setelah makan malam anjani akan kembali mengerjakan tugas dari sekolah samapai jam 11 malam. Waktu tidur Anajani sanat teratur karena daridulu sudah terbiasa dijadwalkan oleh Ayah. Keluarga Anjani merupakan keluarga yang sangat disiplin karena memang Ayahnya adalah seorang abdi Negara yang selalu menerapkan kedisiplinan kepada anak anaknya dan juga istrinya. Maka dari itu, Anjani memang selalu patuh dengan peratuan yang ada di keluarganya, karena memang jika ada yang melanggar pasti akan terkena sanksi. Sanksi itu tidak hanya untuk aku ada adik adik ku, ayah juga bunda berhak mendapatkan sanksi jika mereka melanggar peraturan di rumah.

                Itulah kebiasaan Anjani setiap harinya. Iya selalu membantu kedua orang tuanya dan juga tidak lupa untuk tetap menjadi seorang pelajar yang berprestasi di sekolah. Karena Bundanya berpesan secantik cantik perempuan mereka juga harus berpendidikkan, sesukses suksesnya perempuan dia juga harus bisa mengelola rumah yang ia huni.

                Bulan demi bulan berlalu begitu cepat. Tiba saatnya Anjani harus mempersiapkan dirinya karena kelulusan sudah didepan mata. Ia harus mulai membuat keputusan apakah dia ingin kuliah? Apakah dia akan langsung kerja? Atau apakah dia harus mengambil kedinasan?

                Semua pertanyaan itu harus mulai Anjani temukan jawabannya. Sebenarnya Ia sudah membuat sebuah rincian lanngkah langkah apa saja yang harus Ia tempuh selama beberapa bulan kedepan, namun pandemi melanda negaranya. Semua rencana yang telah Ia susun seakan akan sudah ditiup angin dan berceceran dimana mana. Anjani mulai kebingungan " Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanyanya dalam hati.

                Pada bulan bulan itu semua pertanyaan pertanyan datang padanya, terus menghantuianya setiap hari. Semua anggota keluarganya mulai menghubungi dan terus bertanya " Anjani setelah lulus mau kemana?, Anjani mau masuk universitas mana?, Anjani mau mengambil jurusan apa?" semua pertanyaan itu terus menyiksa hati dan pikirannya.

                 Sebenarnya Anjani ingin sekali menjadi seorang arsitek, namun Ia belum berani menjawab pertanya itu semua. Anjani takut dengan pendapat orang tentang dia kedepannya. Iya malu karena semua anggota keluarganya menginginkan agar Anjani masuk di jurusan yang berada di bidang kesehatan, namun didalam hatinya Anjani tidak bisa menyanggupi semua permintaan itu.

                 Anjani terus memikirkan bagaimana cara dia agar bisa mengatakan itu semua. Ia bingung harus memulainya darimana. Namun terkadang Ia juga lupa untuk membicarakannya denga kedua orang tuanya. Saat ia siap, ada saja hal yang menghalangi jalannya.

                Hari mulai beranjak malam. Warna langit diluar sana indah sekali. Awan yang berwarna seperti kuning telur itu menandakan waktu untuk bersembahyang telah tiba. Sebelum menyiapkan makan malam Anjani beserta keluarganya bersembahyaang terlebih dahulu. Setelah persembahyangan selesai Anjani langsung ke dapur dengan Bundanya untuk mempersiapkan makan malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun