Di negeri api setugu api di tengah taman persimpangan pusat kota menjulang menyala-nyala menyambar-nyambar ketinggian khayalan rakyat agar nekat atau tidak telanjur membubung lampaui mata kaki oligarki karena sejatinya rakyat bernapas dan bermakan dari debu-debu kaki oligarki.
Lengking kelakson jerit sirine saban hari
Telinga telah hapal setiap nada
Di negeri api setiap trotoar ditunggui setonggak api mematok wilayah milik sesuka-suka dirasuki kerakusan dalam bungkus jubah-jubah menjuntai-juntai menyapu setiap remah gabah berbaur sekam mengipasi magma-magma sambil menunggu panggilan meraung-raung untuk melarung luka ke liang lahar laut samudera api. Â
Selembar sertifikat berbingkai seekor burung
Para penjaga negeri terbang ke pusat pasar dan pusar
Di negeri api selembar sertifikat peta adalah selibatan orang mendirikan selingkup benteng bertembok api dengan para punggawa di setiap sudutnya bersenjata api lengkap nan mutakhir bersinar api menatap nyalang pada suara-suara dan gerak-gerik di luar radius jangkauan beranjau-ranjau bola api berpijar-pijar dari belantara beton sampai rimba botani sejati.Â
Selembar daun telah dihitung
Gambar burung mencengkeram lipatan
Di negeri api selembar daun adalah selembar duit yang kemudian dikumpulkan bertumpuk-tumpuk menjadi upeti untuk raja beserta punggawa juga membayar resep untuk brangkas rumah sakit sekarat tetapi sebatang api selalu dikepung telunjuk sebagai satu-satunya penyebab kematian janin dan pembangkit penyakit pembunuh manusia paling ngeri sejak dari gigi mencabik tenggorokan menghentikan jantung menghanguskan paru.
Setiap kepala menguar asap
Setiap mulut mengumbar api
Di negeri api sel-sel seonggok orok mengalir api warisan leluhur tersohor sebagai jawara sakti tiada tandingan tiada sandingan tiada tara di bawah bumi di atas bumi di tingkap langit di tahta tertinggi selalu bergelora mengiringi orok mengembara mendapat pengakuan sebagai orang bisa duduk bersama orang-orang bersel api untuk beradu memanggang kepala berisi bara mengurai dinamika negeri api dari rahim bumi hingga memburai alam semesta.
Negeri api negeri ngeri
Lengah setiti tamatlah diri
*******
Kupang, 20 September 2019