Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopi Senja Telah Tiba

23 November 2017   17:04 Diperbarui: 23 November 2017   17:55 11307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kopi senja telah tiba di depanku
Terasa senang rasa hatiku
Tak sanggup muram durja
Tinggal dis'ruput saja

Nella Regar terpeleset dari gerbong kereta api
Tercemplung dalam secangkir kopi hitam
Langit tadi bersedih tanpa pisang goreng
Biarlah. Biarlah. Biarlah.

Secangkir kopi senja selalu memikirkan sajak
Disingkirkannya sabun dan pasta gigi
Diusirnya lalat penjilat kopi
Obat nyamuk terbakar menguar cendana

Sajak sering lahir dari sperma kata dan ovum bahasa
Pelaminan keemasan menggemaskan persetubuhan

Cerlang senja menanda masa kesuburan sastra
Perjamuan kata-kata bagi para pujangga
Seperti sebuah pernikahan antarkerabat kalimat

Kopi senja tidak perlu menunggu Nella Regar
Kata-kata lebih kencang dari kereta api
Pisang goreng bukan satu-satunya pasangan
Para pujangga paling paham soal kudapan

Seruput. Seruput. Seruput.
Secangkir kopi senja sudah senang melahirkan sajak

*******
Kelapa Lima, Kupang, 23-11-2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun