Banyaklah pasir daripada sebutir emas saja
Matahari menyambar seluruh alur sungai kecil
Tetap kudulang sebelum senja memanggil
Aku datang mendulang tidak untuk menantang
Sebuah kitab besar menunjuk peta kembara
Gunung bukit belantara gurun lembah
Di sungai ini sebutir emas tertulis namaku
Warisan tidak tertakar sepulau permata
Sebenua berlian selaut jadeite sesamudera mutiara
Sebutir emas tidak sekerikil kelingking
Pasir-pasir membanjir dulang sepanjang hari
Kelelawar-kelelawar segera berkabar
Kembalilah esok dan esoknya lagi
Sampai sebutir emas mengunjuk diri
Dalam jantung hatiku hanya darah tebusan
Memompa dada mendongrak kedua kaki
Tak'kan gemetar kedua lenganku mendulang
Darah dijerang matahari menjadi keringat
Persembahan sekujur diri bakti kepada  semesta
Banyaklah pasir bukan kumpulan kutukan
Mendapat kerikil nadiku tidak letih berdenyut
Esok-esok dulang pasti terus menari
Kulitku gosong keringat berai mendialog sungai
Sebutir emas disembunyi para penunggu
Wahai penunggu tiada kuku taring runcing gentarkanku
Pantang menyingkir tanpa sebutir emas tertulis namaku
Darah tebusan adalah jaminan atas kekalahan kekalmu
Tarian dulang berbusana keringat darah
Nyanyian burung-burung liar merayu-rayu
Elusan aliran sungai membujuk-bujuk
Para penunggu akhirnya luluhkan batu
Sebutir emas saja  lepas ke dulangku
Matahari membakar hanya kulitku
Dalam relung syukur dan sukacita memadam bara
Sebutir emas saja seperti hujan deras kemarau
Namaku tertulis dengan lelehan darah raja abadi
Tidak kutukar emas dengan pabrik gudang plastik
Meski sebutir saja darah tebusan membayar lunas
*******
Kelapa Lima, Kupang, 13-11-2017