Mohon tunggu...
Taufiq Hidayat
Taufiq Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

anak kemarin sore dalam dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Refleksi: Islam dan Kekerasan Seksual

12 Desember 2021   20:31 Diperbarui: 12 Desember 2021   20:42 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: swararahima.com

Sebenarnya, penulisan tentang judul diatas menghadirkan rasa dilematis dan bingung bagi saya. Kenapa? karena kapabilitas dan kapasitas saya dirasa belum mumpuni untuk membicarakan tentang Islam dan Kekerasan Seksual. Tetapi tetap saya akan melanjutkan penulisan.

Bukan tanpa sebab, saya hanya ingin mencurahkan sedikit keresahan dan berusaha melebarkan sayap perspektif yang saya miliki.

Akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan tentang kekerasan seksual. Beberapa kali menduduki trending topik paling atas dalam Twitter. Logisnya, jika suatu persoalan itu sudah menduduki trending topik, sudah dipastikan tidak sedikit orang menaruh perhatian lebih terhadap suatu persoalan itu.

ya benar, belakangan terakhir kekerasan seksual sedang marak terjadi di bumi perumahan Indosnesia yang asri dan permai ini. Kekerasan seksual memang sudah tidak asing lagi terjadi. Tetapi yang membuat geram dan mirisnya lagi, kekerasan seksual sudah merambah ke lingkungan pendidikan.

Lingkungan pendidikan yang awalnya menjadi pusat lahirnya peradaban, sekarang sudah mulai kumuh dan mulai terkontaminasi dengan perbuatan-perbuatan yang menyimpang seperti kekerasan seksual.

Saya akan sedikit paparkan kembali kasus tentang kekerasan seksual yang sedang menyita banyak pihak yang terjadi dilingkungan pendidikan, khususnya saya.

Yaitu kasus tentang seorang pemilik pondok pesantren melakukan tindakan kekerasan seksual atau pemerkosaan kepada belasan santriwatinya. Pemilik pondok pesantren atau pelaku ini menjejali doktrin agama. Kata yang sering dilontarkan kepada santriwatinya "Kamu harus ta'at kepada Guru".

Data mencatat bahwa kekerasan seksual di pondok pesantren Indonesia menempati angka kedua tertinggi setelah universitas. Fakta ini berdasarkan laporan Komnas HAM pada lima tahun terakhir. Ini menunjukan pesantren tidak menjadi ruang yang aman bagi santriwati untuk dapat pendidikan.

Belum lagi, juga terungkap kekerasan seksual yang dilakukan seorang guru agama. Guru agama dilaporkan telah melakukan tindakan asusila kepada 15 siswi sekolah dasar ditempatnya mengajar.

Kemudian kasus Novia Widyasari yang melakukan tindakan bunuh diri disamping makam ayahnya akibat masalah kekerasan seksual yang dialaminya mengalami kebuntuan dan ketidakjelasan. Tak lain dan tak bukan, pelakunya merupakan kekasihnya yang berprofesi sebagai polisi.

Refleksi Umat Muslim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun