Mohon tunggu...
Gusblero Free
Gusblero Free Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Freelance

Ketika semua informasi tak beda Fiksi, hanya Kita menjadi Kisah Nyata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sekali Dayung, Sandi!

7 September 2018   17:24 Diperbarui: 8 September 2018   23:15 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Baru sekali ini sepertinya konstelasi Pilpres diwarnai Emak-emak yang ikut terlibat aktif dalam mengkampanyekan calonnya. Unikya lagi, malahan bukan Calon Presiden yang jadi komoditas covernya, tetapi Calon Wakil Presidennya yang jadi kemasan utama. Fenomena ini mungkin bisa dicatat dalam kaleidoskop 2018 sebagai tahun bangkitnya emansipasi Emak-emak yang penuh girap-girap dalam momen demokrasi.

Tak pelak Sandiaga Uno. Muda kinyis-kinyis, pengusaha sukses (untuk menggambarkan prestasinya yang kinclong), santun, sporty, religius dan hafal Pancasila, kurang apalagi. Portofolio ini saja sudah sanggup membikin Emak-emak betah menunggu kemunculannya di media massa untuk kemudian menjadikan bahan topik nan heboh di grup-grup WhatsApp para kaum milenial.   

Kekaguman pertama tentu pada asset kekayaannya. Bermula tahun 1998 saat Sandi harus merelakan diri menjual perhiasan istrinya untuk modal awal usaha, bertahap karir Sandi terus bergerak merayap naik hingga kini masuk dalam daftar orang terkaya di Republik Indonesia.

Kecerdasannya juga patut diacungi jempol. Ia meninggalkan jabatan Wakil gubernur DKI periode 2017 -- 2022 dan mengambil peluang menjadi pendamping Prabowo dengan manuver politik yang tak disangka-sangka. Unpredictable.

Tak ada satupun pengamat politik berani memberikan narasi hingga akhirnya pada saat deklarasi tahu-tahu Sandiaga Uno sudah bergandengan tangan dengan Prabowo Subianto tampil bersama menjadi penantang Presiden petahana Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.

Berbagai spekulasi ikut mewarnai tampilnya Sandi. Ia dianggap mencederai sistem pengkaderan partai dan menyederhanakannya sebagai transaksi jual beli dengan memberikan mahar kepada PAN dan PKS masing-masing 500 miliar. Tetapi toh tuduhan itu tidak bisa dibuktikan.

Smooth tricky. Tak ada uang mengalir. Kalau pun kemudian suara-suara itu tetap tak terbentung, masih ada second reason, anggaran yang wuih itu merupakan alokasi anggaran untuk kampanye. Lagi-lagi argumentasi ini tentu saja hanya bisa membikin PAN dan PKS melongo dan blingsatan. Mengingat ada batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar terkait aturan penggunaan anggaran kampanye dalam Pilpres 2019.

Sampai di titik ini, tanpa bermaksud merendahkan kualitas berpolitik petinggi PAN dan PKS, nampaknya dribbling Sandi telah berhasil mengecoh senior-seniornya. Rekomendasi tiket sebagai Cawapres sudah di tangan (dan jelas tidak mungkin ditarik kembali), sementara realisasi kontrak politik belum lagi genah ujungnya.

Ibaratnya sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Pertanyaan berikutnya, apakah rangkaian drama ini sudah menuju babak akhir dari sebuah skenario yang tengah disusun Sandi? Sangat gegabah kalau kemudian kita mengatakan iya.

Sandiaga Uno memiliki karakter ulet dan sangat rasional. Ia tentu akan sangat berhitung cermat dan hemat. Menurut saya, target Pilpres 2019 kali bukanlah final game yang ia kehendaki. Hanya saat inilah memang momen paling tepat baginya ngetem parkir di kancah politik Nasional.

Untuk menebak kemana arah tujuan Sandi sebenarnya juga agak susah. Tetapi hari ini kita harus mengakui kecerdasan Sandi yang bisa mengolah smart intelligences of business-nya dalam cawan adonan politik yang hanya berkutat pada bargaining position konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun