Meminum teh seperti sebuah keharusan. Â Dua kali dalam sehari, pagi menjelang berangkat dan sore hari sepulang kerja. Â Meminum teh mengundang ketenangan. Â Sejak diseduh wanginya sudah menenangkan, apalagi kemudian diminum perlahan. Â Teh favorit di rumah adalah teh hijau. Â Teh hijau Pucuk Bola sejak lama menjadi bagian tak terpisahkan dari belanja rutin bulanan. Â Rasa kesat pahitnya ringan, dan ketika di pagi hari tidak habis minumnya, ternyata saat dingin tanpa es, juga menimbulkan kenikmatan. Â Saat bekerja keras, pikiran melayang bercampur aduk, ternyata sangat terbantu dengan minum teh hijau Pucuk Bola ini. Â Racikannya pas. Â Ketika rutin ditensi ternyata tekanan darah juga selalu normal, di saat rekan kerja peminum kopi ditensi, selalu di atas 120/80. Â Itulah yang dirasakan langsung selama mengonsumsi teh hijau. Â Mungkin efeknya bisa berbeda pada orang lain.
Tentunya tidak hanya mengonsumsi teh hijau Pucuk Bola. Â Untuk kepraktisan jika ada tamu, teh celup selalu tersedia. Â Teh Sariwangi dengan dus biru adalah pilihan berikutnya. Â Tidak ada pantangan jenama untuk memilih teh, lebih pada kebiasaan saja. Â Berbagai teh lokal pernah dicoba, teh Poci, teh Walini, teh Dua Tang, teh Pranjak, teh Tong Tji, teh Kepala Djenggot. Â Kalau berkunjung ke Cirebon, mampir ke toko oleh-oleh, teh Tong Tji jadi pilihan. Â Cirebon dekat dengan Kota Tegal yang banyak memproduksi teh lokal, Tong Tji adalah salah satunya.
Peristirahatan tol Sentul Selatan jadi saksi bisu menikmati teh Poci. Â Teh Poci ukuran bungkus kecil, dimasukan ke dalam teko dari tanah liat dan diseduh air panas. Â Cangkirnya pun terbuat dari tanah liat. Â Dihidangkan dengan gula batu yang terpisah, campuran gula batu sesuai selera. Menghilangkan penat perjalanan, dan mengembalikan lagi konsentrasi, apalagi pada musim pulang mudik. Â Â
Menikmati Teh Lokal yang Tembus Internasional, Sebagai Bentuk Apresiasi dan Kebanggan
Suatu saat tanpa sengaja saat menggulir di lokapasar hijau, Â mata terpaut pada teh dengan jenama teh Nusantara. Â Teh yang diracik dari teh terbaik, dan menurut iklannya telah tembus pasar internasional. Â Lalu beli untuk mencoba dan ternyata sangat nikmat, berbeda dari teh kebanyakan. Â Setelah itu selalu diundang atau mendapatkan informasi. Â Berikut undangan sesi 2 nya.
Tea Omakase
From Ciwidey To Europe (and Japan) season 2Setelah sukses mengadakan Tea Omakase dengan tema From Ciwidey To Europe kemarin tanggal 29 juni 2025 kami akan mengadakan kembali acara yang sama di tanggal 27 juli 2025 dengan pilihan menu yang lebih atraktif!
Berhubung adanya demand untuk acara ini maka dengan senang hati kami menginformasikan bahwa Tea Omakase season 2 akan kembali diadakan di ********.
Pada event ini kami akan menyeduhkan teh-teh terbaik kami yang berhasil masuk pasar Jepang dan Eropa!
Tentu saja sebagai masyarakat Indonesia kita harus bangga karena teh kita diapresiasi dan digemari oleh pecinta teh di luar negeri dan ini adalah kesempatan bagi kita warga lokal untuk merasakan teh yang sama sebagai bentuk apresiasi!
Segera daftarkan diri anda di nomor 0857******** dan dapatkan pengalaman yang tak terlupakan untuk mencoba teh Indonesia yang berkualitas tinggi!
Dari hasil penelusuran tea omakase berarti  pengalaman minum teh dengan  menyerahkan sepenuhnya racikan teh dan penyajiannya pada ahlinya.  Konsep omakase adalah konsep kuliner Jepang  semacam "terserah koki", koki lebih paham. Khusus sesi  tea omakase, ahli teh akan menyajikan berbagai jenis teh dengan cara yang terencana dan unik, serta terjadi interaksi langsung dan penjelasan mendetail tentang tehnya.  Menarik bukan?Â
Produk Lokal Versus Produk Internasional
Memang harganya di atas rerata teh lokal lainnya.  Namun sebagai penikmat teh tidak ada salahnya menjadi bagian untuk mendukung teh-teh lokal agar mendunia.  Belanjanya pun tidak sesering teh-teh lokal yang telah dengan mudah tersedia di warung-warung dan pasar besar.  Mahal tetapi juga ternyata bisa diseduh sampai seduhan yang kelima dan tetap terasa nikmat tehnya.  Saatnya kita memberikan dukungan secara nyata dengan membeli  produk lokal nusantara. Â
Dalam laporan majalah Swa, teh Indonesia yang secara kualitas tak kalah dengan jenama global yang banyak beredar di pasar premium, tetapi teh kemasan Indonesia belum banyak berbicara bahkan di negeri sendiri. Â Pakar teh, Ratna Somantri, mengatakan, teh kemasan lokal yang berkualitas tinggi belum bisa bersaing dengan merek-merek seperti Twinings dan Dilma. Â "Semua yang masuk ke pasar menengah atas di Indonesia adalah merek asing, yang merek lokal masuknya ke pasar bawah," kata Ratna.
Ratna memberi gambaran, kualitas teh Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Warnanya bagus, aromanya kuat, rasanya lama melekat, dan bagus jika dicampur dengan bahan lain. Bahkan dalam satu moment blind test di Jepang, teh hijau Indonesia menjadi juaranya.
Lebih lanjut Swa menulis: Â
Sayangnya, teh-teh yang berkualitas ini mayoritas justru diekspor untuk kemudian dicap dengan brand luar negeri. Sedangkan industri teh kemasan kita masih belum bisa tampil. Dari total produksi teh kita, yang diekspor dengan nama (brand) hanya 10% saja, sisanya 90% diekspor dalam bentuk mentah. "Selama ini teh Indonesia yang berkualitas itu kebanyakan diekspor mentah dan dibrand di luar negeri."
Kita menikmati teh lokal yang diekspor dan kembali dengan kemasan brand internasional. Â Menyedihkan, Â saatnya teh lokal berjaya. Â Untuk itu sebagai penikmat teh, mari kita dukung teh-teh lokal untuk menjadi pilihan utama, terutama bagi kalangan menengah atas. Â Ketika kita menggunakan jenama lokal, sesungguhnya kita sedang memperkuat ekonomi bangsa.
Sumber bacaan tambahan: https://swa.co.id/read/71800/nasib-teh-premium-indonesia-yang-kalah-bersaing-di-rumah-sendiri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI