Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS Kota Bogor, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Katakan Sejujurnya, Jangan Dilapisi Gula (Sugar Coating)

4 Oktober 2025   21:21 Diperbarui: 5 Oktober 2025   14:04 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bobo.grid.id/read/083519866/perubahan-wujud-pada-proses-pembuatan-gulali-materi-kelas-3-sd-tema-3?page=all: 

Jika kamu mencari kelembutan meskipun palsu itu bukan sesuatu yang sulit.  Namun jika kamu mencari kejujuran mungkin kamu sedang diliputi kebutaan.  Kejujuran adalah sebuah kesepian.  Itulah sebagian terjemahan dari lagu yang dibawakan Billy Joel, Honesty. 

Orang selalu terpesona dengan kata-kata yang lembut, sopan, padahal menyembunyikan sesuatu.  Itulah perilaku sugar coating. Perilaku sugar coating adalah tindakan atau ucapan yang dibungkus dengan kata-kata manis atau positif yang berlebihan.  Hal ini dilakukan untuk menutupi atau memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya.   Tujuannya bisa bermacam-macam, mulai dari menjaga perasaan, memanipulasi citra, hingga menghindari tanggung jawab, meskipun pada akhirnya bisa merusak kepercayaan.  Seperti lirik lagu band asal Malaysia, Exists, "Manis di bibir memutar kata, Malah kau tuduh akulah segala penyebabnya, Siapa terlena pasti dia terpana bujuknya, rayunya, suaranya, Yang meminta simpati dan harapan."  Seperti yang ditulis miring, yang terlena akan terpana.  

Dalam dunia kerja ciri orang manipulatif dengan perilaku sugar coating ketika ditanya tentang progres pekerjaan, dia akan mengatakan sudah dikerjakan.  Ketika ditanya bukti pekerjaan maka dia akan mengemukakan berbagai alasan yang penting menyenangkan atasan.  Jika laporannya berbentuk tertulis, dia akan bilang sudah selesai dibuat tinggal dicetak.  Namun ketika didesak ditunggu hari ini juga hasil cetaknya, dia gelagapan, karena sebenarnya belum selesai bahkan belum dikerjakan.  

Ketika kita menerima obat dalam bentuk tablet, dalam kemasannya kalau sempat membaca, ada tertulis sugar coated.  Fungsi gula untuk menyamarkan bau dan rasa pahit dari obat. Dalam arti pergaulan, artinya orang yang melapisi perkataannya dengan yang manis-manis seperti gula, sedang menutupi kenyataan pahit yang sebenarnya.  Padahal pelakunya sedang menggali kubur yang akan merusak kepercayaan orang lain.  Di dunia kerja, faktor kepercayaan adalah faktor utama untuk bertahan.  Lawannya adalah berkhianat.  Jadi bangunlah kepercayaan dengan cara yang jujur, bukan dibungkus untuk selalu menyenangkan orang lain terlebih pada atasan.

Ada kasus yang sedang ramai, antara aktor Ferdi Nuril dengan mantan Kepala Komunikasi Kantor Kepresidenan, Hasan Nasbi.  Ferdi menilai Hasan Nasbi menjilat berlebihan saat memuji Pidato Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB.  Namun jawaban yang tak terduga disampaikan Hasan Nasbi,  "Hehe mohon maaf saya luruskan sedikit soal jilat-menjilat ya. Yang saya jilat menang dan berkuasa. Yang Anda jilat kalah dan nggak berkuasa. Sekadar jadi penjilat pun Anda kurang kompeten," tulis Hasan dalam balasan yang kini viral di media sosial.  Begitu vulgarnya menyatakan penjilat, itulah yang mungkin menjadikannya viral.  Biasanya orang meskipun menjilat tetapi ketika ada orang lain yang menilainya demikian biasanya akan marah.  Ini malah diakui.

Dalam rumus kehidupan, orang yang ingin terhindar dari sebutan penjilat adalah dengan menunjukkan prestasi, inilah yang mungkin memicu dalam kasus tersebut.  Sehingga rumus menjadi pejabat cukup dengan cara menjilat.  Menjilat adalah bagian dari perilaku sugar coating padahal kata pepatah Cina obat terbaik itu justru pahit rasanya.  Artinya katakan apa adanya, pahit memang tetapi akan membawa pada tindakan yang benar.  Namun itulah lingkaran dunia pekerjaan,  akan klop ketika bertemu pemimpin yang senang dipuji.

Penutup

Tulisan ini untuk mengenang seorang teman, tepatnya kakak senior di tempat kuliah.  Namanya Wing Sumanto (alm) memilih menjadi petani di suatu perkampungan di Bandung Selatan.  Suatu saat dalam perbincangan hangat yang penuh canda, karena ke senior kami memanggilnya Kang Wing.  "Alah jangan panggil Kang, gua tahu di belakang gua, kalau nyebut nama gua pasti tidak pakai Kang, kita akhiri basa-basi."  Kata-katanya itu masih terngiang,  hidup jangan penuh kepura-puraan,  baik di depan, menusuk di belakang.  Selamat jalan Kang Wing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun