Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Standardisasi Cara Pemotongan Hewan di Akar Rumput

15 Juli 2022   23:34 Diperbarui: 16 Juli 2022   09:28 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah hari raya Idul Adha hari minggu lalu banyak video-video yang memprihatinkan dari  pemotongan hewan terutama sapi.  Ada video yang setengah  lehernya dipotong  kemudian sapi   mengamuk dan  sapi itu terjatuh  ke kolam  bersama  tim pemotong.  

Pemotong itu ditimpa sapi yang setengah lehernya sudah dipotong.  Ada pula hewan  yang lepas di kompleks  mengejar  masyarakat hingga ketakutan.  Media sosial  setelah hari raya Idul Adha  dibanjiri video-video  tentang  berbagai hewan   hewan   yang  juru potongnya tidak  memperhitungkan resiko.

Melihat peristiwa di  media sosial itu saya teringat  dimasa kecilku hingga remaja yang kami diajari cara menangkap sapi atau di kampung kami disebut lembu liar. 

Lembu liar yang  saya maksud adalah lembu yang lepas diladang yang pemiliknya jelas tetapi tidak pernah dikandang. Kandang lembu itu adalah di  ladang yang pemiliknya jelas.  Jika pemiliknya  hendak menjual maka   harus diarahkan tim penangkap lembu yang  handal.

Ketika remaja saya  sering diajak menjadi tim penangkap lembu liar itu.  Sebelum anggota tim kami dilatih cara memisahkan lembu dari kelompoknya dan diarahkan kepada tempat tertentu dan kemudian  ditangkap dengan bantuan anjing  pemburu. Hal yang menakutkan adalah jika lembu yang akan kita tangkap adalah lembu jantan yang sangat besar. 

Melihat tanduknya saja, nyali kita  sudah ciut. Tapi jangan gentar, jika lembu itu mengamuk dan mengejar kita, gampang diatasi.  Jika dikejar, maka lari jangan lurus  harus lari menyamping  karena  lembu itu tutup mata  ketika   mengamuk mengejar kita, kata pelatih kami.

Para senior penangkap lembu itu biasanya diawali dengan  sebagian menangkap ekor lembu dan sebagian lagi memeluk leher lembu dengan menghindari tanduk lembu itu.  Dengan cara itu, lembu itu terjatuh dan  langsung diikat kakinya.   Hal yang  sangat penting dalam menangkap lembu liar adalah tali pengikat harus yang baru dibeli. 

Sebab, jika talinya tidak kuat kemungkinan  akan putus atau resiko lain.  Cara menangkap leher dan ekor  lembu itu pun harus dengan perhitungan yang sangat matang.

Saya masih ingat para  penangkap lembu liar yang tidak pernah melakukan kesalahan itu adalah  Kobun Sirait, Benget Manurung, Sorialam Manurung dan yang lain.  Para penangkap sapi liar itu selalu menekankan kepada kami yang pemula tidak boleh melakukan kesalahan dan tidak boleh ada keraguan.  

Harus percaya diri. Jika tidak, kita yang dihajar dan ditendang dengan kekuatan kakinya.  Kaki lembu itu bisa mematikan jika kita lengah.  Karena itu tidak boleh lengah sedikitpun, itulah syarat kita bisa masuk tim penangkap lembu  liar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun