Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Anak Kost Agar Produktivitasnya Tinggi

13 Mei 2022   11:10 Diperbarui: 13 Mei 2022   12:12 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimasa saya SD tinggal di sebuah desa terpencil  namanya Desa Nalela  yang  ladangnya luas berdekatan  dengan   Desa Amborgang,  Sampuara, Parik, Dolok Nagodang, Raut Bosi, Lumban Nabolon,  Sihubakhubak, dan Janjimatogu.   Setiap sore hari Sabtu anak kost  SMP dan SMA/STM pulang dari  Balige, Porsea dan Janjimatogu ke Sampuara.  Hari minggu   sore mereka kembali   dengan membawa beras  dan ikan  asin ke tempat kostnya.  

Sambil menggembala kerbau di Desa kami, saya melihat anak-anak Desa tetangga  ke kost ramai-ramai.   Ketika anak desa kami berkumpul setelah  selesai bermain bola di pinggir jalan, kadang ada teman yang suka mengganggu mereka da nada yang  mengejek parhutahuta hian (orang kampung) lewat. Padahal, kamipun orang kampung  juga. Hanya, kampung mereka lebih jauh dari kami untuk menjangkau sekolah.

Ketika saya kuliah di pascasarjana IPB Bogor saya bertemua dengan salah satu dari mereka  dikampus.  Dia   dosen di  salah satu Universitas  Negeri di Kalimantan dan sedang studi doktor di IPB di bidang  Pertanian.   Beliau  berasal  dari Lumban Pardosi,   Sampuara,  Uluan, Kabupaten Toba, Sumatra Utara.  Ketika kenalan, kami cerita antusias.  Dia cerita  membawa beras puluhan kilometer dengan ikan asin untuk kebutuhan seminggu.  Banyak orang  mengejek parhutahuta ketika anak kost. Ketika  kami berjumpa itu dia adalah dosen yang produktif menulis jurnal dan   menurutku dia adalah dosen yang brilian.  Dia  menceritakan bahwa membawa beras dari  Lumban Pardosi  ke SMPN  Janjimatogu, nyaris tak  ada harapan.  Ketika dia sudah doktor  dan kembali ke Kalimantan,  kami  putus  komunikasi dan mungkin kini sudah profesor.  Seingatku, dia menikah dengan  putri Dayak yang katanya cantik sekali.

Kawanku itu kost sejak anak SMP hingga kuliah doktor.  Ketika kuliah doktor dia termasuk anak kost karena menyewa kamar sesuai dengan biaya yang  tersedia oleh beasiswa pemerintah.  Kalau saya kost dari kelas 3 SMA hingga magister.   Jadi, cukup lama juga menjadi anak kost.   Apa yang membuatmu berhasil padahal jauh dari orang tua? Dia bilang dia menyadari betapa sulitnya tinggal di kampung.  Dia yakin jika  serius sekolah pasti akan menjadi orang berhasil.  Dia mengatakan menjadi anak kost itu  asyik karena situasi menuntut mandiri. Terbiasa tidak punya uang tetapi kuat harapan, katanya  dengan nada canda.

Kawan itu adalah cerita sukses anak kost. Cerita anak kost yang gagal juga sangat banyak. Cukup banyak anak kost  gagal karena  bebas tanpa tanggungjawab. Ada juga anak kost korban cinta selama kuliah.  Kuliah kerjanya hanya bersama pacarnya di kamar kost.  Di kamar kost bersama pacar dan kuliah berantakan.   Bagaimana agar  menjadi anak kost yang produktif?

Pertama,  jadikan kamar itu nyaman dan aman untuk beraktifitas seperti membaca dan menulis.   Hal yang paling baik kita lakukan di kamar untuk up grade diri adalah  belajar.  Tidak terasa waktu akan kita lewati jika  kita belajar di kamar kost.    Ketika saya bosan membaca, saya menulis di dalam kamar.  Dari ruang kost dulu tulisan saya menghiasi   kolom opini Suara Pembaruan,  Sinar Harapan, Seputar Indonesia, Jurnal Nasional, Analisa,   berbagai majalah dan tabloid. 

Saya juga menulis di buletin komunitas dan koran-koran lokal.  Saya menulis tentang politik, pertanian, lingkungan,   budaya, organisasi,  spiritualitas  dan berbagai topik  yang saya geluti.

Kedua,  jadilah aktivis di berbagai organisasi, komunitas  dan  pelayanan.  Istri saya  ketika menjadi anak kost dia aktif di pelayanan anak  jalanan dan komunitas Kristen di kampus.  Kalau saya dulu aktif di oragnisasi intenal kampus,  organisasi kepemudaan dan berbagai  komunitas.  Aktivitas kita yang banyak diluar membuat kita  lelah dan pengalaman yang banyak.  Ketika di kamar kost, pengalaman itu kita tuliskan.  

Di kamar kost pikiran kita  banyak  yang membuat waktu  yang kita lalui bermanfaat.    Aktivitas kita yang banyak membuat kita makin banyak bertanya. Kita akan menemukan jawaban karena bertemu dengan banyak orang dan kita bisa mencari jawaban di perpustakaan  dan membaca literatur. Apalagi sekarang sangat mudah mencarinya lewat internet.  Betapa nikmatnya menjadi anak kost di era digital ini.

Ketiga,  menjaga kamar kost   yang bersih secara fisik dan hal-hal yang tidak penting.   Kita harus komitmen bahwa tidak boleh pacar   masuk ke kamar kita dengan alasan apapun.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun