Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fungsi dan Pengawasan DPR dan Relevansi WTO untuk Kesejahteraan Petani

14 September 2020   16:06 Diperbarui: 14 September 2020   16:18 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : paktanidigital.com 

              Dalam konteks ditolaknya  hasil produksi sawit Indonesia karena Uni Eropa  dengan  alasan :

  • Emisi Karbon Biodiesel Sawit Tiga Kali Lebih Besar dari Energi Fosil
  • Uni Ero Pernah Keliru soal Biodiesel Sawit
  • Sertifikasi Perkebunan Sawit Tidak Menjamin Keberlanjutan
  • Industri Sawit Dikelilingi Banyak Masalah Sosial
  • Industri Sawit Penyebab Deforestasi Terbesa

Memahami alasan-alasan penolakan produk sawit oleh Uni Eropa akan produk sawit  Indonesia kini kita menyadari bahwa Indonesia harus  membenahi diri akan produk-produk  pertanian kita seperti pertimbangan bagimana agar pertanian kita sesuai dengan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan  (sustainable development) yang disepakati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

              

B. Membangun Pertanian  Indonesia yang Kokoh

Dalam rangka refleksi 25 tahun  intervensi WTO terhadap Indonesia, apakah Indonesia diuntungkan atau tidak?. Apa pentingnya peran WTO untuk mensejahterakan rakyat Indonesia?.  Jika kita fokus  mensejahterakan petani  Indonesia maka hal-hal yang terpenting dilakukan adalah Perluasan lahan pertanian, Penyuluhan usahatani, Penanggulangan hama terpadu, Penyediaan benih unggul yang berkualitas, Menerapkan sistim usahatani berkelanjutan, Pengelolaan Tanaman Secara Terpadu, Penyediaan Pupuk Bersubsidi lebih Ditingkatkan, Meminimalkan Impor Hasil Pertanian, Harga Hasil Pertanian Lebih Ditingkatkan. 

              Dari 9  strategi peningkatan kesejahteraan petani kita, peran WTO tidak begitu penting. Hal terpenting bagi  petani dan kepentingan bangsa adalah petani kita kuat.   Membahas  peran WTO dalam konteks pertanian tanpa penguatan pertanian rasanya tidak relevan. Tetapi, jika  petani kita kuat  dan hasil pertanian diekspor,  peran WTO menjadi relevan untuk kesejahteraan petani.  Harga pertanian kita akan meningkat jika produk pertanian kita diekspor.  Karena itu, langkah utama bagi bangsa kita adalah  menguatkan petani. Penguatan petani kita agar nilai ekspor lebih tinggi dari impor menjadi  salah satu fokus pengawasan DPR.  DPR terus mendorong dan mengawasi  pemerintah agar petani diperkokoh sehingga menghasilkan produk akan kebutuhan pangan dalam negeri dan selebihnya  akan diekspor.   Jika petani kuat, kebutuhan dalam negeri terpenuhi dan sebagian diekspor.

              Selain ke 9 strategi itu diberikan pemerintah, maka komitmen untuk mendampingi petani dengan modal  yang cukup serta asuransi pertanian akan membuat petani rajin bekerja. Petani-petani kita adalah manusia tangguh. Hanya mereka tidak berdaya karena kebijakan yang tidak berpihak kepada keadilan. Selama ini kebijakan berpihak kepada pemilik modal.  Jika pemerintah memberikan keadilan bagi petani maka  petani Indonesia  akan sejahtera. Ironi petani kita menerima sembako seperti beras, telur ayam,  minyak goring dan lain sebagainya tidak terjadi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun