Sejak kemarin dan hari ini, hujan kulihat bimbang di atas sana. Mungkin masih asik melepas rindu pada awan. Padahal, sudah seminggu aku menunggunya di sini, di teras rumah yang luasnya tak seberapa, tapi rintiknya belum juga menyapaku.Â
Ada yang ingin kusampaikan padanya. Mengenai pesan ayahku yang dititipkannya padaku minggu yang lalu. Tentang sawahnya yang telah ditanami padi sebulan yang lalu. Namun sampai hari ini, belum juga ditemui hujan.
Mungkin hujan lagi marah?, sebab banyak manusia menyalahkannya. Menuduh menjadi penyebab tertundanya rencana mereka.
Akh, menurutku tidak mungkin. Bukankah hujan telah lama bersahabat dengan sawah, dan bulan ini seharusnya ia turun, seperti janjinya setahun yang lalu.Â
Jangan-jangan hujan ikut-ikutan manusia, lebih memilih tinggal di rumah karena pandemi?Â
Entahlah!
Yang jelas, aku tetap menunggunya di sini, di teras rumah yang luasnya tak seberapa. Bukan untuk menagih janjinya, apalagi ikut-ikutan menyalahkannya. Tapi demi pesan ayahku yang ingin kusampaikan padanya, bahwa sawah, sahabatmu itu telah lama menunggumu.
Sinjai, 4 Juni 2020