Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terlanjur

22 Mei 2019   23:41 Diperbarui: 22 Mei 2019   23:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com

Ada perih menelusup lirih, merintih dalam letih. Riaknya yang tadi pelan, kini berubah serupa gelombang. Menggulung bergemuruh menghantam karang. Diombang ambingkan keresahan dikelilingi kecemasan.

Ada apa denganmu?, merayu kesedihannya untuk berdamai. Lalu mengajarinya model mengikat. Bukankah waktu itu, kau membisikkannya bagaimana melukai, serta caranya melepas ikatan.

Kau terlanjur mengkotak-kotakkannya pada ruang-ruang pengap tanpa nama. Menempatkannya pada pilihan "ya" dan "tidak".  Padahal, semestinya kenapa "ya" dan mengapa "tidak".

Ada apa denganmu?, mengajak hatinya untuk pilu. Lalu meninggalkannya bersama luka. Bukankah waktu itu, kau campakkan mimpinya, serta kau kebiri harapannya.

Kau terlanjur mengkerdilkan nalarnya pada sekat-sekat tanpa tepi. Menghukumnya pada keraguan antara "apa" dan "siapa". Sehingga mereka lupa membedakan antara ingin "apa" dan butuh "siapa".

Ini bukanlah persoalan "ya" dan "tidak", tapi "kenapa" dan "mengapa". Bukan pula masalah "apa" dan "siapa", tapi "ingin" dan "butuh".

Sinjai, 24 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun