Mohon tunggu...
Guntur Saragih
Guntur Saragih Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang bermimpi menjadi Guru, bukan sekedar Dosen atau Trainer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sumpah Pemuda Tanpa Rasa

29 Oktober 2016   23:24 Diperbarui: 29 Oktober 2016   23:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kembali ke sumpah pemuda tanpa rasa. Sebaiknya hal tersebut menjadi wilayah teritori peserta. Pemerintah boleh saja menyebearkan semangat juang angkatan muda Indonesia dalam naskah sumpah pemuda, tetapi untuk menjalankannya dipulangkan kepada masing-masing dan tidak perlu ada pembiasaan. Anak-anak kita sudah cukup melafalkan nilai-nilai kebangsaan  Pancasila, karena itu menjadi ajaran yang harus ada bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sumpah selayaknya ditempatkan di wilayah yang sakral dan memiliki rasa. Sumpah menjadi kehilangan makna jika harus dinyatakan secara berulang-ulang, karena sumpah dengan rasa tidak akan hilang dari memori pikiran. Semoga tahun depan, kita tidak perlu lagi menjalankan sumpah pemuda tanpa rasa, agar anak-anak kita terhindar dari gangguan pikiran.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun