Mohon tunggu...
Gun Gun Malisuwarna Gumelar
Gun Gun Malisuwarna Gumelar Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri 1 Rajamandalakulon - Bandung Barat

Good education produces a noble civilization

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sosioal Emosional

17 Maret 2022   06:22 Diperbarui: 17 Maret 2022   06:26 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ki Hadjar Dewantara menuturkan bahwa pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat pada anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Dalam pendidikan ini ada proses menuntun, membimbing maupun memandu dalam upaya mencapai titik kebahagiaan dan keselamatan secara bersama-sama baik bagi diri maupun sebagai anggota masyarakat yang saling berinteraksi. Pendidikan erat kaitannya dengan belajar dan pembelajaran. Proses belajar dan pembelajaran menuntun anak belajar secara aktif agar mereka mampu mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Untuk mengembangkan potensinya itu maka dalam proses pembelajaran dibutuhkan dukungan maupun sokongan dari dalam diri dan luar dirinya (lahir dan batin). Dalam hal ini ada ikatan dan kaitannya dengan pembelajaran secara holistik dalam filosofi budi pekerti. Ki Hadjar Dewantara menuturkan bahwa pengajaran budi pekerti tidak lain adalah menyokong perkembangan hidup anak-anak lahir dan batin, dari sifat kodrati menuju arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Pengajaran ini berlangsung sejak anak-anak hingga dewasa dengan memerhatikan tingkatan perkembangan jiwa mereka. Untuk itu demi menjaga sifat kodrati menuju arah peradabannya secara umum agar perkembangan lahir dan batinnya tetap melekat kuat dalam diri, maka aspek karakter pada anak harus tertanam kuat. Pemerintah melalui Permendikbud No. 20 Tahun 2018 mengemukakan mengenai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. PPK bertujuan mengembangkan potensi peserta didik secara holistik dan terintegrasi, melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping Penguatan Pendidikan Karakter, Pembelajaran Sosial dan Emosional sangatlah penting. Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional kita dapat mengenali kondisi sosial emosional guru dan siswa. Sehingga dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran yang relevan dengan sisi sosial dan emosionalnya. 

Harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, serta olah raga dapat dikembangkan secara holistik, baik aspek kognitif, fisik,  sosial dan emosional. Namun aspek kognitif, fisik, sosial dan emosional dari masing-masing anak tentunya sangatlah beragam. Kebutuhan dalam belajar anak pun tidak sama. Sehingga guru perlu untuk membuat desain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang beragam tersebut, dalam hal ini dinamakan Pembelajaran Berdifernsiasi. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi. Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi ini akan berjalan baik apabila aspek sosial dan emosional dengan kesadaran penuh (mindfulness) dari guru selaku pemimpin pembelajaran dan siswa selaku subjek pembelajaran berjalan selaras. Sehingga keberlangsungan pembelajaran diliputi dengan, 

  1. Kesadaran diri, yaitu pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi.
  2. Pengelolaan diri, yaitu menetapkan dan mencapai tujuan positif.
  3. Kesadaran sosial, yaitu merasakan dan menunjukkan rasa empati.
  4. Keterampilan membangun relasi, yaitu membangun dan mempertahankan hubungan positif.
  5. Keputusan yang bertanggung jawab, yaitu pembuatan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pembelajaran Sosial Emosional berbasis kesadaran penuh dengan Pembelajaran Berdiferensiasi tentunya akan memiliki dampak positif selain bagi siswa juga bagi guru dalam membantu mencapai hasil pembelajaran yang bermakna melalui kemerdekaan dalam belajar. Serta dalam upaya membangun ekosistem sekolah yang berpihak pada siswa dan menjadikan jati diri siswa yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun