Mohon tunggu...
gunawan trihantoro
gunawan trihantoro Mohon Tunggu... Penulis - Berbuat untuk Perubahan

Penulis Buku Cinta Karya Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah Tafsir Jalalain

25 Februari 2021   00:08 Diperbarui: 25 Februari 2021   05:03 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Assalamu'alaikum, Abi. Ini Aisyah, putrimu yang paling cantik?" sapa Aisyah melalui pesan singkat whatsapp di handphoneku.

Astaghfirulloh, aku lupa kalau hari ini adalah jadwal telpon putriku, Putri Aisyah Nurul Iman, di Sekolah Alam Planet Nufo Rembang. Selain lupa, handphoneku juga mati sejak pagi hingga ba'da Ashar.

Aisyah pasti sudah menunggu-nunggu jawaban pesan singkatnya dan telpon dari aku. Apalagi dia mengirim pesannya sudah hampir tiga jam yang lalu. Karena, pesan singkatnya terkirim masuk pada pukul 15.38 WIB, dan aku buka pukul 18.33 WIB.

Setelah membaca pesan singkatnya Aisyah, akupun langsung mengirim pesan balasan melalui ponselnya Ustadzah Ida. Beliau adalah ustadzah dan sekaligus mentornya Aisyah di Sekolah Alam Planet Nufo.

"Wa'alaikumussalam, ustadzah tolong sampaikan maaf kami ke Aisyah, karena tadi handphone lagi off, jadi tidak tahu kalau ada WA dari Aisyah", jawabku dengan perasaan menyesal di hati.

"Apa nanti bisa telpon Aisyah sebentar?", imbuhku memohon.

Aku tidak mendapatkan balasan dan jawaban langsung dari ustadzah Ida. Tapi, aku yakin, beliau dan semua keluarga besar di Planet Nufo sedang lagi banyak kegiatan ba'da Ashar hingga waktu Isya tiba.

Sambil menunggu balasan dan jawaban dari ustadzah Ida, aku sempatkan membaca Kitab Ta'limul Muta'allim yang tergeletak di meja ruang tamu.

Aku memang senang sekali mengulang-ulang membaca kitab ini. Bukan saja karena kagum dengan keistimewaan pengarangnya, tetapi kitab ini benar-benar dapat dijadikan rujukan dasar dalam mencari ilmu.

Baru beberapa lembar aku membaca kitabnya, terdengar kumandang adzan Isya dari masjid depan rumahku.

Akupun bergegas mengambil air wudlu, dan mengajak semua anggota keluargaku untuk melaksanakan sholat Isya berjama'ah di masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun