Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kaum Muda Manggarai Enggan Bertani karena 2 Hal Ini...

19 Mei 2021   22:13 Diperbarui: 20 Mei 2021   13:15 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi kalu dipikir-pikir, bertani di desa merupakan kosekuensi logis. Lantaran, di desa tersedia lahan yang sangat luas untuk bercocok tanam. Bukan begitu, kawan?

Kedua, faktor gengsi. Saya pikir, gensi ini masih setali tiga uang dengan idom lawas orang desa dalam memandang profesi petani.

Perilaku gensi ini tak hanya menyasar kaum terpelajar, tapi juga hampir semua kaum muda di desa. Sebagai profesi alternatif, pertanian di desa sedemikian ditinggalkan dan memilih untuk merantau ke luar daerah untuk bekerja di sektor jasa maupun non-formal.

Sekali lagi, pandangan muda-mudi seperti itu tidaklah keliru. Tapi, coba realistis saja, kawan!

Perlu diingat, ada satu hal dasariah yang harus kita camkan bahwa, kita di Manggarai memiliki kebudayaan agraris yang sangat kental. Dan pertanian merupakan soko guru ekonomi di pedesaan. Kita menggantungkan hidup darinya.

Dan untuk perkara malas dan/atau gengsi, ingat kita adalah orang-orang yang dilahirkan dari rahim seorang ibu yang kuat. Bapak kita adalah petarung tunggal nan tangguh serta mampu memberi kita makan dari tanah gersang dan tandus.

Saya kira, makna filosofisnya itu, ya. Jadi, coba pikirkan dan renungkanlah. Pertanian Manggarai hari ini dan seterusnya sangat membutuhkan kontribusi anak muda.

Dengan begitu, tak ada alasan yang cukup kuat bagi kita, generasi muda Manggarai, untuk menunjukkan gelagat gengsi. Ayo, ke ladang dan sawah!(*)

Semoga bermanfaat.

Salam Cengkeh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun