Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Desember: Bulan Basah, Natal, dan Waktu yang Baik untuk Menanam bagi Petani

21 Desember 2020   21:57 Diperbarui: 24 Desember 2020   05:39 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com/VinnyCiro

Memang harus diakui pula, bahwa selama setahun ini tenaga, pikiran dan waktu kita habis tersedot untuk memikirkan makhluk renik, Corona/Covid-19. Virus ini begitu betahnya tinggal bersama kita, saking kurang ajarnya ya. Hm!

Tapi, mari sejenak kita menyigi makna Natal tahun ini. Bahwasannya, di tengah realitas yang chaos dan/atau berantakan saat ini, baiklah kita menjadi pribadi yang kuat, tabah dan tidak perlu reaksioner (askenden).

Begitupun kaitanya dengan ajang seremonial: berupa pemasangan ornamen dan pernak-pernik Natal yang, saya pikir, tidak harus dipaksakan ada tahun ini. Kita memaknai kelahiran Kristus secara simplex (sederhana) dan/atau penuh sahaja. Tentu saja tanpa menghilangkan esensi dan nilai sakral Natal itu sendiri.

**

Lebih lanjut, seperti yang sempat saya singgung diawal tulisan, bahwa Desember tak hanya dimaknai sebagai bulan Kelahiran Kristus, tapi juga merupakan bulan yang subur untuk petani bercocok tanam.

Betul. Karena kadar kesuburan tanah di bulan basah ini mencapai kulminasi, imbas dari volume hujan yang turun secara intens dan stabil.


Petani seantero tanah air juga saat ini sedang memasuki musim tanam gelombang kedua. Itu berarti petani kita saat ini sesibuk semut turun ke ladang, menyulam bibit, mengairi persawahan, memeriksa jalur irigasi-- walapun kehujanan.

Potret singkat hiruk pikuk petani kita saat ini kurang lebih seperti itulah. Ya. Semua demi terpenuhnya kebutuhan pangan kita menjelang akhir dan awal tahun mendatang.

Tak hanya bagi petani sawah dan/atau petani hortikultura, tentu saja. Petani cengkeh juga demikian, ihwal pasca bulan basah ini, bunga cengkeh (yang jatuh persis dekat pokok pohon) sudah mulai menumbuhkan akar dan siap untuk ditanam di lahan yang baru.

Sudah bisa dipastiakan, semangat menanam berdarah-darah sembari menggantungkan harapan ekonomi kembali berdenyut di kalangan petani.

Sampai di sini, bila menggunakan kacamata Kristiani, bulan Desember 2020 ini menghadirkan dua wajah paradoksal. Yakni, pada suatu sisi memaksakan umat merayakan Natal dalam situasi batas, tapi pada sisi lain bulan basah ini membawa keberkahan tersendiri bagi petani untuk bercocok tanam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun