Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Angkat Topi untuk Para "Penulis Kebun" di Kompasiana

27 November 2020   15:14 Diperbarui: 28 November 2020   11:10 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis dari dan tentang kebun (Dok.bbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id)

Frasa "Penulis Kebun" di sini diterjemahkan sebagai Kompasianer yang getol menulis seputar agrowisata, pertanian hingga dari dan tentang kebun. 

Penulis kebun di Kompasiana itu sebenarnya tidak banyak. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Dengan begitu, tak aneh bila jumlah artikel pertanian di Kompasiana itu kisut.

Penulis kebun itu rata-rata Kompasianer senior dan yang selalu menginspirasi saya. Antara lain (mohon maaf saya sebutkan saja namanya) Ibu Suprihati, Jateng, Nenek Nursini Rais, Jambi, Mbah Ukik, Jatim, Bapa Felix Tani, Jakarta, bung Suradin, NTB dan Saya.

Jika diperhatikan secara seksama, selain saya, kelima Kompasianer ini amat konsisten menelurkan tulisan seputar dunia pertanian di sini. Ada memang Kompasianer lain yang ikut menulis isu yang sama, tapi sifatnya random dan/atau hanya selingan saja.

***

Sampai saat ini, sejak bergabung 23 Agustus tahun kemarin, saya akhirnya berpikir bahwa ternyata saya tidak sendirian menulis seputar pertanian. Tentu ini merupakan angin segar untuk kaliber petani picisan seperti Guido Reba.

Lebih lanjut, para penulis kebun di Kompasiana itu, boleh dibilang, adalah Kompasianer's yang menulis dari jalan sunyi. Sunyi karena rubrik sayu ini tidak banyak peminatnya, artikelnya sepi pembaca, dan tema tulisannya gampang sekali tenggelam dari peredaraan.

Padahal, baik artikel dari aras agrowisata dan pertanian, bahasa kepenulisannya tak kalah moncer dan cargas, tentu saja.

Tak dimungkiri memang, isu pertanian itu kurang menjual, tidak menarik dan bahkan mengakibatkan kantuk untuk dibaca. Ya, paling isinya seputar tanam menanam. Selebibnya, menyingkap tabir kemiskinan yang mendera para petani di negeri ini. Itu saja.

Terlepas dari semua anggapan itu, saya pribadi menaruh hormat seraya angkat topi untuk Kompasianer's--penulis dari dan tentang kebun yang sampai saat ini tetap konsisten mengisi rubrik lingkungan dan ekonomi--dari perspektif pertanian.

Kehadiran artikel/tulisan bernuansa kebun di kompasiana itu pula, hemat saya, turut andil dalam menambah warna warni rumah besar bersama ini. Begitu kira-kira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun