Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Belajar Kesabaran dari Anak Kecil

3 Juli 2023   05:55 Diperbarui: 3 Juli 2023   06:04 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Kesabaran Dari Anak Kecil (gambar: developingminds.net.au, diolah pribadi)

Penulis mempunyai 2 orang anak, seorang putri usia 13 tahun dan seorang putra usia 8 tahun. Dalam perkembangan membesarkan buah hati banyak pengalaman yang terkadang tidak bisa kita duga. Tetapi, segala fenomena dan peristiwa yang terjadi dapat menjadi pembelajaran bagi setiap orangtua.

Banyak sekali para pakar parenting yang mengajarkan dan membagi ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan oleh para orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya agar kelak menjadi orang yang baik dan berguna. Izinkan penulis sedikit berbagi pengalaman dalam setiap kejadian yang berkaitan dari seorang putra yang beranjak usia 8 tahun.

Suatu hari penulis pulang dari bekerja, putra Cakka sudah menyambut di depan pintu rumah sebelum sempat penulis membuka jaket. Putra Cakka langsung bercerita tentang temannya di sekolah. Lelah dan rasa penat seketika hilang, berubah menjadi rasa senang dan bahagia ketika mendengarkan cerita seru dari seorang anak kelas 2 SD. Ia suka bercerita tentang kejadian di sekolahnya.

Ternyata kebahagiaan bisa datang kapan pun secara tidak terduga, tetapi munculnya kebahagiaan pastilah ada pengkondisi di dalam diri kita sendiri. Dalam kehidupan ini tidak ada yang kekal abadi, kita bisa merasa senang bahagia, juga bisa merasa tidak bahagia, marah, jengkel, kesal, dan benci.

Sebagai orangtua terkadang sering menghadapi anak yang menangis, marah, kesal karena meminta sesuatu yang tidak diberikan atau menangis karena menolak dinasehati agar tidak melakukan hal yang berbahaya.

Sebagai orangtua yang sabar bisa memahami dan tidak terpancing emosi dalam menghadapi anak yang menangis meskipun menangis cukup lama, tetapi sebagian orangtua ada yang mudah terpancing emosi dalam menghadapi anak yang sedang menangis meskipun adalah wajar seorang anak kecil suka menangis ketika keinginannya tidak terpenuhi, orang dewasa pun secara umum demikian.

Namun, ada perbedaan yang dapat kita perhatikan, seorang anak kecil yang menangis dan marah akan segera tertawa, anak kecil tidak membawa kemarahannya dalam waktu yang lama. Berbeda dengan orang dewasa yang ketika muncul marah bisa berhari-hari bahkan ada yang bertahun-tahun masih memendam rasa marah dan benci kepada orang lain.                                                 

Suatu ketika saya dan putra Cakka sedang bersantai, duduk bersama menonton televisi, diselingi obrolan ringan, terselip kata-kata yang diucapkan putra Cakka, "papa harus sabar ya kalo punya anak kayak aku." Kata-katanya sederhana tapi membuat saya terperanjat jasmani dan batin, bahwa ucapan dari putra Cakka adalah benar adanya sesuai dengan Dhamma ajaran Buddha. Dalam kitab suci Dhammapada syair 184 disebutkan, "khanti paramam tapo titikkha", yang artinya kesabaran adalah praktik bertapa yang paling tinggi.

Bagaimana cara agar kesabaran kita semakin meningkat, tidak ada cara selain melihat ke dalam diri sendiri dengan praktik meditasi secara rutin. Dengan praktik meditasi kita dapat melihat gejolak batin di dalam diri kita sendiri.

Kemunculan rasa tidak suka, emosi, marah, jengkel, kecewa, benci dan sejenisnya akan dapat diredam. Begitupun ketika rasa senang muncul, kita dapat redam agar tidak berlebihan dan tidak melekati rasa senang itu secara berlebihan, karena rasa senang dan bahagia tidak abadi, pasti akan berubah, muncul-berproses-lenyap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun