Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membedah Arti dari Berkah Utama

31 Mei 2023   05:55 Diperbarui: 31 Mei 2023   05:51 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membedah Arti dari Berkah (gambar: wikipedia.org, diolah pribadi)

Sebagai manusia yang masih menjalani siklus kehidupan yang terus berubah dan tidak kekal, berkah senantiasa menjadi dambaan dan impian yang ingin diraih.

Meraih berkah dalam kehidupan identik mendapat kebahagiaan. Berkah menjadi hal yang membahagiakan dalam kehidupan.

Memiliki kekayaan materi, mempunyai kesehatan prima, mencapai usia panjang, terlahir di keluarga baik, dan mencapai kedudukan sosial tinggi di masyarakat; secara umum, merupakan ragam bentuk kebahagiaan bagi umat perumah tangga. Ragam bentuk kebahagiaan itu dianggap sebagai berkah kehidupan. Menjadi cita-cita bagi mereka yang menjalani kehidupan duniawi.

Ada dua sudut pandang masyarakat tentang berkah. Ada yang beranggapan mendapatkan sesuatu dalam kehidupan, dikatakan sebagai berkah. Berkah ibarat sebuah karunia yang akan datang dalam kehidupan setiap orang. Sehingga tidak diperlukan usaha keras untuk meraihnya.

Namun, ada yang beranggapan lain. Untuk dapat meraih berkah yang dicita-citakan, terlebih dahulu membutuhkan berbagai upaya dan usaha. Tanpa itu, mustahil berkah akan datang menyertai kehidupan setiap manusia.

Selain sudut pandang yang berbeda, ternyata persepsi tiap orang akan arti sebuah berkah tidak sama antara satu dengan lainnya. Tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang dialaminya ketika itu. Ketidaksamaan persepsi menimbulkan perbedaan bentuk kebahagiaan dalam masyarakat.

Berkah berkaitan erat dengan Mangala Sutta; sutta yang sering dibacakan oleh umat Buddha saat puja bakti ataupun upacara memperoleh berkah. Secara harfiah, Mangala berarti "berkah", "tanda-tanda utama", "pertanda baik", "nasib baik" ataupun "tanda keberuntungan".

Dalam Mangala Sutta (Khuddakapaha 5 & Sutta Nipata 2.4), Guru Agung Buddha menjabarkan 38 aspek yang layak dan pantas disebut berkah utama. Semua aspek berkah utama itu berwujud mental, yang sebenarnya ada dalam diri setiap manusia. Kualitas mental seseorang akan menentukan kualitas hidupnya. Dengan kualitas mental yang baik, kehidupannya pun akan menjadi baik. 

Secara garis besar, berkah utama dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, ciri-ciri seseorang yang memiliki berkah utama; yang berhubungan dengan diri sendiri, terhadap sanak keluarga, maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.

Kedua, sikap awal seseorang yang berjuang untuk memiliki berkah utama; berupa: merawat sila, menghormati guru, mau belajar dan mempraktikkan, serta mengendalikan dan berjuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun