Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keputusan yang Salah Dalam Hidup

14 April 2023   05:55 Diperbarui: 14 April 2023   05:56 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keputusan yang Salah Dalam Hidup (gambar: brilliantio.com, diolah pribadi)

Seringkali kita mengambil keputusan-keputusan kecil tanpa memikirkan terlebih dulu dampaknya. Apa yang kita buat dalam hidup, itu akan berakibat yang buruk ke depannya

Seringkali akibat yang kita harapkan tidak sesuai dan selaras dengan sebab-sebab yang kita buat. Kita perlu menyadari dan mengubah kebiasaan dan menyadari pentingnya perubahan itu sebagai dampak dari perubahan yg terjadi.

Selama kita masih memiliki keyakinan untuk berubah dan terus bertekad utk berubah, maka hidup kita pun akan semakin baik. Dan, jangan pernah merasa diri kita baik-baik saja dengan kebiasaan yang kita lakukan. Hal ini akan menjadi sebuah kontradiksi dan kebiasaan yang tidak bisa kita hilangkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai contoh:
Kita ingin meningkatkan tujuan dan harapan hidup kita.

Tapi, sehari-hari kita merasa baik-baik saja dengan mengabaikan nutrisi seimbang yang diperlukan tubuh, malas berolahraga, tidak mau mengendalikan emosi dengan baik, mengabaikan tidur yang berkualitas, tidak menjaga pikiran kita dari hal-hal yang membuat kita terpengaruh. Dan lain sebagainya.

Kebiasaan tersebut malah akan menurunkan dan menghancurkan harapan hidup kita.

Dari contoh ini, kita juga perlu memiliki kecukupan dan kesadaran pengetahuan terhadap apa yang kita inginkan dan hal-hal apa yang kita perlukan untuk mewujudkan hal-hal baik tersebut.

Di samping pengetahuan, pemahaman terhadap Dhamma membuat kita mampu menanggapi perubahan dan fenomena dalam hidup. Terutama yang tidak sesuai dengan keinginan kita, seperti kecelakaan, tragedi, penyakit, dan bencana.

Sebagai sebuah proses kehidupan yang tercakup di dalamnya, Dhamma mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang paling berdaya dalam mengendalikan sebab-sebab perbuatan (pikiran, ucapan, dan perilaku) dan menerima segala akibat yang terjadi dalam hidup kita.

Kita optimalkan hal-hal yang berada dalam pikiran, kuasa kita, dan merelakan, serta melepaskan apa yang tidak bisa kita dapat dan kendalikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun