Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Baju Kebesaran bagi Mereka yang Maunya Besar

5 Januari 2023   05:55 Diperbarui: 5 Januari 2023   06:01 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baju Kebesaran Bagi Mereka yang Maunya Besar (gambar: nypost.com, diolah pribadi)

Tinggal di Indonesia, bisa memakai pakaian yang sama sepanjang tahun. Suhu musim hujan dan musim panas, tidak terlalu jauh beda. Tidak demikian tinggal di daerah yang punya lebih dari dua musim, suhu bisa berbeda sangat jauh, tidak bisa memakai pakaian yang sama sepanjang tahun.

Musim dingin harus pakai pakaian berlapis-lapis, dua, tiga, empat atau lebih, untuk melindungi diri dari suhu yang dingin, bahkan sangat dingin. Bajunya menjadi tebal, tebal sekali, tubuh terlihat besar, seperti memakai baju kebesaran.

Jika bertiga duduk di sebaris di kendaraan pribadi, agak report. Terasa sempit. Biasanya kalau tidak pakai baju kebesaran, tidak ada masalah. Semua orang harus berbagi ruang ke orang lain. Bagi yang bajunya jauh lebih tebal, butuh ruang lebih luas, yang lain harus mengalah dan berbagi tempat untuknya lebih besar.

Ketika bersama dengan orang yang maunya lebih, maka orang sekitar harus mengalah untuk memenuhi maunya. Makin besar maunya, semakin besar ia menuntut orang sekitar untuk dirinya dan orang sekitarnya terpaksa berbagi lebih banyak lagi.

Ia yang maunya besar tidak mudah mencari lingkungan yang dapat berbagi lebih untuk dirinya. Tidak semua orang mau berbagi lebih untuk yang "aku" yang besar.

Semakin besar maunya, semakin sulit dirinya mencari lingkungan yang dapat berbagi untuk dirinya. Semakin "aku" membesar, semakin kecil ruang gerak. Bagi yang "aku" yang kecil, tak banyak tuntutan bagi lingkungan. Banyak orang bersedia berbagi untuknya, kemanapun banyak yang bersedia menerimanya.

Semakin besar "aku" hidup menjadi lebih sempit, pikiran sudah jadi sempit. Ketika "aku" mengecil, hidup menjadi lebih lapang, pikiran menjadi lebih luas.

**

Jakarta, 05 Januari 2023
Penulis: Jayanto Chua, Kompasianer Mettasik

Programmer | Penulis Buku | Praktisi Meditasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun