Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agama Sebagai Obat untuk Pikiran

10 November 2022   04:09 Diperbarui: 10 November 2022   04:11 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agama Sebagai Obat untuk Pikiran (gambar: universityteachings.ca, diolah pribadi)

sebagai contoh: Hari ini Anda memikirkan sesuatu yang membuat khawatir, gelisah, tegang dan galau. Semua pikiran Anda seperti massa lidah api, terutama jika hal itu merupakan suatu yang benar-benar menjengkelkan dan membuat  marah.

Pikiran pun terikat pada hal-hal yang menjengkelkan dan membuatnya kacau. Siang maupun malam, duduk, berdiri, berjalan maupun berbaring. Anda tidak mau melepaskannya. Anda mengambil api itu sebagai pusat perhatian bagaimana mungkin itu menghasilkan kebahagiaan?

Hasilnya, pasti api yang membakar terus menerus. Karena masalah itu sendiri adalah api dan buah pikiran anda mengenai masalah itu adalah api, bagaimana Anda dapat mengharapkan masalah itu memberikan hasil air? Hasilnya pasti lebih banyak api, tidak bisa lain.

Bila Anda terus menerus memikirkannya, lebih banyak kerusakan yang terjadi didalam hati Anda sendiri. Hasil akhirnya adalah: Anda tidak dapat makan atau tidur nyaman. Anda bahkan tidak punya cukup kesadaran yang dibutuhkan untuk bisa menghentikan gejolak diri anda sendiri.

Oleh sebab itu, jika didunia ini kita memiliki ajaran agama di hati kita, maka sekalipun kita menemui penderitaan besar maupun kecil, kita punya tempat untuk meletakkannya.

Catatan:

Dhamma berarti kebenaran mutlak atau hukum abadi. Meliputi kenyataan semesta dari segala sesuatu yang terbentuk maupun tidak terbentuk.

**

Kab. Nabire, Papua 10 November 2022
Penulis: Eko Susiono, Kompasianer Mettasik

Hidup Sederhana dengan Batin Berkualitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun